Berita Kriminalitas Teraktual – Kartel Daging Sapi Jadi Incaran Polda Metro, KPPU dan Pemprov
2 min read
Pihak Polda Metro Jaya dibantu oleh Pemprov DKI serta KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) menggelar join investigation alias investigasi gabungan demi membongkar sindikat kartel daging sapi. Kesemuanya mengadakan rapat koordinasi demi bersinergi mengusut dugaan penimbunan daging untuk meraup keuntungan. “Ditreskrimsus dengan Pemda DKI serta KPPU melakukan rapat koordinasi guna menindaklanjuti kelangkaan daging sapi serta kenaikan harga daging sapi pada beberapa waktu yang lalu. Kami sepakat menuntaskan,” tegas Kombes Mujiyono, Direskrimsus Polda Metro Jaya dari Mapolda Metro Jaya, Jakarta, pada Senin (24/8/2015).
Ia juga mengatakan bahwa polisi sedang memeriksa 11 saksi dari sejumlah 7 usaha feedloter (peternakan sapi) yakni pemilik, manager akunting serta manager operasional. Ada pula 2 saksi ahli yang ikut diminta pendapatnya. “Pada hari ini kami melakukan pemeriksaan terhadap 11 saksi, dan 2 saksi ahli. Sampai sekarang kita tetap lakukan penyelidikan. Saksi feedloter kita sidak juga tempatnya. Ketika kami sidak, terdapat banyak sapi siap potong namun masih ada disitu,” kata Mujiyono.
Apabila kalangan importir terbukti melanggar distribusi daging sapi, mereka pun akan terancam efek jera dengan cara dijerat dengan pasal pelanggaran undang-undang. “Apabila terbukti, maka para importir dapat dijerat dengan pasal terkait perdagangan, tindak pidana ekonomi, tindak pidana korupsi, TPPU hingga undang-undang pangan,” lanjut dia. Maka tinggal menunggu hasil penyelidikan saja.
Di lain sisi, Darjamuni selaku Kadis Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan Pemprov DKI Jakarta mengungkapkan bahwa stock daging sapi untuk wilayah Jakarta sampai dengan saat ini masih dalam keadaan aman, tidak seperti beberapa minggu yang lalu dimana terjadi kelangkaaan. Tetapi ia juga menyayangkan terkait masih tingginya kisaran harga sapi yang ada di pasaran. Berdasar hasil dari pemantauan pihak Pemprov, harga dari daging sapi untuk tiap kilogramnya masih ada di kisaran Rp 120 hingga Rp 135 ribu. “Kami berharap agar harganya dapat di bawah Rp 100 ribu. Harusnya usai lebaran, harga ini turun. Tetapi ini kok malah bisa naik,” sambung Darjamuni.
