Berita Internasional – Eksekusi 18 Orang Terduga Informan Oleh Hamas

Pihak Hamas dilaporkan telah mengeksekusi hingga 18 orang sebab diduga telah menjadi informan bagi pihak Israel di hari Jumat (22/8/2014) pada Kota Gaza. Mereka yang tewas tersebut diduga telah membantu Israel selama 6 minggu serangannya yang lalu pada wilayah Palestina. Seperti yang dilansir dari kantor berita AFP, hari Jumat (22/8/2014), sejumlah 6 dari 18 orang dieksekusi tersebut ditangkap dari ratusan orang jamaah meninggalkan masjid yang terbesar pada kota itu. Salah seorang saksi mengatakan bahwa mereka ditangkap pria dengan seragam sayap pihak militer Hamas, yaitu Brigade Ezzedine al-Qassam.

Sejumlah 6 orang tersebut didorong masuk ke dalam tanah kemudian seorang pria yang mengenakan topeng disebutkan berteriak, “Ini merupakan saat terakhir bagi kolaborator Zionis!”. Lalu mereka dihujani dengan peluru. Sebelum insiden tersebut, saksi yang lain melihat ada 11 orang yang ditembak mati pada lokasi alun-alun di dekat reruntuhan markas kepolisian Gaza yang telah dibom pesawat tempur militer Israel. Sedangkan orang yang ke-18 ditembak mati di hadapan warga saat insiden terpisah di dekat lokasi itu.

Berdasar informasi dari situs Majd, sejumlah 11 orang tewas usai mereka ‘membocorkan informasi pada pihak musuh, Zionis’. Di hari Kamis (21/8), Majd juga mengatakan bahwa 3 orang sudah diganjar hukuman mati sementara 7 lainnya ditangkap sayap militer Hamas sebab diduga sedang lakukan pengintaian untuk target dari serangan militer Israel. Diketahui sebelumnya bahwa pesawat Israel telah menewaskan 3 komandan kenamaan pihak Hamas ketika serangan fajar pada hari Kamis yang lalu.

Selain dari itu, pihak Israel di hari Selasa (19/8/2014) lalu telah membunuh istri serta 2 orang anak dari Mohammed Deif, yang merupakan Kepala Militer Hamas pada sebuah serangan yang dilancarkan pada gedung lantai 6 Gaza. Sejumlah wanita serta anak yang lain juga ikut tewas pada serangan tersebut. Situs Majd juga menyatakan bahwa kejadian eksekusi kepada 18 orang di hari Jumat ini menjadi sebuah bentuk perlawanan darat demi mendukung ‘perjuangan dalam melawan musuh yang telah melakukan aksi pembunuhan’.