Sun. Apr 9th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Posting ‘Guru Makan Gaji Buta’ di Medsos, Pria di Garut Resmi Dipolisikan

2 min read

Posting ‘Guru Makan Gaji Buta’ di Medsos, Pria di Garut Resmi Dipolisikan – Sejumlah guru yang ada di Garut akhirnya secara resmi melaporkan pria berinisial DI yang dianggap telah menghina kalangan guru melalui postingan yang menyebut ‘makan gaji buta’ di akun media sosial Facebooknya. Kasus tersebut saat ini sudah ditangani oleh Polres Garut.

Plh Kasubbag Humas Polres Garut Ipda Muslih Hidayat saat dihubungi juga membenarkan adanya hal itu. Sejumlah perwakilan guru yang ada di Garut telah melaporkan pria DI ke Polres Garut.

Ipda Muslih mengatakan kemarin sore, ada sejumlah perwakilan guru telah membuat laporan mengenai kasus tersebut ke SPKT (Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu, Polres Garut).

Ipda Muslih menjelaskan bahwa laporan dari para guru itu kini sedang ditangani oleh Satreskrim Polres Garut. Tim penyidik kini tengah mendalami kasus tersebut.

Muslih menuturkan bahwa kami masih mendalami kasus tersebut. Yang jelas kami telah menerima laporannya dan kasusnya akan ditangani oleh Satreskrim.

Sejumlah guru melaporkan postingan pria DI di media sosial Facebook pribadinya pada beberapa waktu lalu. Dalam postingannya itu, DI mengunggah kata-kata yang dianggap sudah menghina para guru. DI menyebut bahwa para guru makan gaji buta selama pandemi virus corona atau COVID-19.

Dalam unggahannya, DI mengatakan “Nagara ngagajih buta ieu mah hayoh we sakola di liburkeun, kuduna mah guru nage ulah digajih meh karaseun sarua kalaparan”, yang artinya Negara menggaji buta. Sekolah terus saja diliburkan. Seharusnya para guru juga tidak perlu digaji agar sama-sama kelaparan.

Hal itu yang kemudian memancing emosi dari kalangan guru yang ada di Garut. Mereka merasa geram atas pernyataan yang dilontarkan oleh DI tersebut. DI juga sempat diundang untuk memberikan klarifikasinya dan meminta maaf di kantor PGRI Garut, pada Selasa (28/7/2020) lalu.

Namun, permintaan maaf dari DI itu rupanya tidak membuat para guru merasa lega. Ketika proses klarifikasi, kegaduhan pun sempat terjadi. Massa guru yang juga datang ke lokasi berusaha untuk memukuli DI.

Peristiwa itu berujung dengan ancaman penembakan yang dilakukan oleh oknum perwira Polres Garut. Perwira yang diketahui sebagai pejabat struktural di Polres itu mengancam akan menembak massa guru ketika akan mengevakuasi DI ke dalam mobil. Saat itulah situasi mulai menjadi ricuh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *