Kabar Terkini Nasional – Budayawan Malaysia Telusuri Budaya di Bukittinggi
2 min read
Beberapa penari serta budayawan Malaysia kunjungi Sumatera Barat. Tibanya sekitar 20 orang dari Pertubuhan Warisan Seni Tari dan Musik Melayu (Mawarku) Malaysia ini bermaksud menelusuri akar budaya yang diduga menyebabkan adanya kesamaan budaya kedua negara. Para penari asal Malaysia ini sempat tampil dalam Rumah Dinas Wakil Wali Kota Bukittinggi, Rabu tanggal 11 Desember 2013 malam.
Selain menari di depan budayawan, tokoh adat, bundo kanduang setempat, para model gaek Malaysia sempat memeragakan pakaian daerah Semenanjung Malaysia. Sejumlah busana, layaknya baju kurung teluk belanga serta kebaya panjang nampak mirip dengan beberapa pakaian adat suku Tanah Air. Datok Shazilly Ismail Bakti, Presiden Mawarku menjelaskan, pihaknya memang sengaja untuk mencari akar kesenian dan budaya di Malaysia.
”Semuanya penggiat seni tari juga busana Malaysia. Semuanya berkecimpung di bidang ini sejak 60-an. Satu daripada usaha kami adalah untuk mencari sumber, puncak pakaian yang kami pakai di sana itu asalnya dari mana, apakah influence Sumatera Barat ke Malaysia, tahapan manakah influencenya, supaya paham apakah yang kami ada dan kontribusi mempengaruhi budaya kami di Malaysia,” ujar Shazilly. Menurutnya, misi dari Mawarku adalah untuk memelihara serta mempertahankan keaslian dari warisan seni tari, musik, serta busana Melayu berdasarkan dari dasar kebudayaan kebangsaan.
Di sisi lain, Harma Zaldi, Wakil Wali Kota Bukittinggi mengatakan, keseriusan para seniman Malaysia dalam mempertahankan kebudayaan Melayu ini patut ditiru. ”Mereka tak hanya jalan-jalan di Bukittinggi, tapi juga mencari budaya apa saja yang ada di Bukittinggi kemudian mencari mana persamaannya terhadap budaya yang berada di negeri seberang. Itu merupakan kesan saya yang paling baik,” terang Harma.
Ia juga menegaskan bahwa bangsa Indonesia juga harus lebih serius dalam menginventarisasi serta menjaga budayanya sendiri. Ini disebabkan banyaknya kesamaan dengan negri Malaysia. ”Jika kita mau mencari persamaannya memang banyak, yang jelas kita miliki Gunung Marapi juga Singgalang, mereka tak punya. Itu saja mungkin bedanya, jadi kalau mereka ingin melihat Gunung Marapi merekapun harus pergi ke sini, tapi jika ingin makan samba randang, di sana juga ada samba randang,” jelasnya.
