Mon. Apr 10th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kabar Teknology – Apakah Penyebab Ransomware Bisa Masuk Indonesia?

2 min read

Ransomware WannaCry telah berhasil membuat hebot seluruh Indonesia, bahkan tidak hanya di Indonesia, namun juga seluruh dunia. Khusus di Indonesia, Ransomware WannaCry bahkan sempat melumpuhkan system anteran pada rumah sakit. Meskipun keduanya sudah berhasil kembali, tetapi Managing Direktor Bintang Anugerah Kencana, Eko Widianto selaku distributor resmi dari F – Secure yang ada di Indonesia, telah mengungkapkan apabila kejadian tersebut bisa menjadi sebuah pembelajaran, meski pun memang telat. Pembelajaran tersebut supaya masyarakat bisa menyadari serta mengerti akan bahaya dari Ransomware.

“Kalau menurut pendapat saya, bisa masuknya ransomware di Indonesia, disebab oleh kesadaran masyarakat yang memang masih rendah atas bahayanya. Tidak hanya itu saja, perilaku masyarakat yang memang suka mengakses situs – situs dewasa yang juga menjadi salah satu penyebabnya,” kelas Eko ketika ditemui pada kawasan Senayan pada Senin 15/5/2017.

Eko pun menyetujui akan paparan dari Menkominfo Rudiantara pada beberapa waktu lalu. Rudiantara telah menyebutkan bahwa Indonesia bisa menjadi sasaran yang paling besar atas penyerangan cyber. Berdasarkan catatan dari Kominfo, terdapat 36.3 juta serangan itu terjadi dalam kurun waktu 3 tahun terakhir ini. Menurut Eko, ini merupakan sebuah angka yang begitu signifikan.

“Bisa saja ini menjadi momen yang bagus untuk dijadikan sebagai salah satu tolak ukur suapaa Indonesia itu mengerti, sebab sudah saatnya untuk segera mempunyai Badan Siber Nasional atau BASINAS. Tugas merkaa ialah memberikan edukasi kepada seluruh sector. Pada saat ini, sector yang telah diserang menjadi  sasaran yang besar ialah sector public, telekomunikasi dan pendidikan,” imbuhnya.

Alasan mengapa Indonesia menjadi sasaran ialah, potensi besar dari korban yang telah terpancing oleh ransomware wannacry. Sebagaimana diketahui apabila modus kejahatan dari siber yang satu ini, hanya mencuri data guna mengancam korban supaya memberikan sejumlah uang tebusan.

“Di setiap kasusnya, rata – rata kerugian mencapai 1.5 – 2 bitcoin. Apabila dikonversikan, kira – kira Rp 23 juta per – bitcoin. Itu baru saja dari segi material, apabila diserang rumah sakit, tentu saja bisa berbahaya. Missal pada rumah sakit kanker, seandainya akan operasi, bagaimana mungkin bisa dilakukan apabila tak ada datanya,” imbuhnya.

Sedangkan pencipta ransomware sendiri, hingga saat ini begitu sulit untuk ditemukan. Dan cara yang paling penting untuk ditempuh ialah dengan cara melakukan sejumlah tindakan pencegahan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *