Sat. Apr 8th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kabar Peristiwa – Disaat Pasukan Perdamaian Polri Tersandung Tuduhan Penyelendupan Senjata di Sudan

2 min read

Pasukan perdamaian Indonesia yang ditugaskan di Darfur, Sudan, dituduh melakukan penyelundupan senjata saat akan kembali ke Indonesia.

Beberapa jenis senjata yang ditemukan disinyalir hendak diseludupkan, antara lain dua puluh sembilan  senapan Kalashnikov, enam senjata GM3, enam puluh satu pistol dari berbagai jenis, empat senjata merek lain dan amunisi dalam jumlah yang besar.

Mabes TNI tengah melakukan penyelidikan tentang kabar tersebut. Beberapa komandan pasukan langsung dimintai informasi mengenai kejadian tersebut. Dari hasil penyelidikan tersebut pasukan yang bertugas di bawah bendera PBB di Sudan itu, tidak ada yang terlibat atau ditahan dalam kasus dugaan melakukan penyelundupan senjata.

“Satgas Unamid akan berada di Sudan sampai Maret 2017 mendatang,” jelas Kapuspen Mabes TNl Mayjen Wuryanto disaat jumpa pers di CiIangkap, Senin (23/01/2017).

Pasukan perdamaian dari Indonesia yang bertugas di Sudan terdiri dari dua kontingen. Pertama ialah TNl dan kedua PoIri.

“Yang dari TNl itu Unamid atau United Nation African Mission In Darfur dan yang dari kontingen Kepolisian Rl adalah Satgas FPU atau Formed Police Unit,” ujar Wuryanto.

Dari pihak Mabes polri juga menegaskan terkait insiden itu. Mereka membenarkan disaat Pasukan Polisi Penjaga Perdamaian hendak pulang menuju ke Indonesia tertahan di airport. Akan tetapi PoIri menyangkal ada anggotanya yang hendak melakukan penyelundupan senjata.

Menurut Kabag Penum Mabes PoIri Kombes Martinus Sitompul menanggapi insiden tersebut, tidak benar jika 139 anggota pasukan poIisi penjaga perdamaian ditangkap.

“Saya tegaskan mereka semua bukannya ditangkap, melainkan tertahan untuk proses kepulangan mereka. Bukan ditangkap lo ya, mereka tinggaI di transit Camp yang ada disana. Dikarenakan tempat personil di Garuda Camp sudah diisi FPU 9,” tegas Kombes Martinus.

Insiden tersebut terjadi di Bandara. Disaat 40 personel polisi yang berasal dari Indonesia baru selesai memasukkan barang bawaan milik semua anggota kontingen ke dalam mesin X-Ray. Pada saat itu tidak ada masalah sama sekali. Mereka sudah bertugas selama satu tahun di Sudan, dan mereka sudah bersiap untuk pulang kembali ke Indonesia.

“Sepuluh meter dari tumpukan barang ada tumpukan barang lain yang kemudian polisi Sudan bertanya, ini Indonesia punya? Lantas dijawab bukan, tanya lagi tetap dijawab bukan. Sampai tiga kali bertanya ya memang bukan, soalnya kopernya memang berbeda tidak berlabel Indonesia,” ujar Martinus.

“Warnanya aja sudah berbeda dan memang bukan milik pasukan Indonesia. Tiba – Tiba seseorang memanggil temannya dan memasukkan tumpukan koper tersebut kedalam mesin X-Ray,  ketemulah senjata – senjata tersebut. Kemudian muncullah tuduhan kepada FPU 8 hendak melakukan penyelundupan senjata. Itu yang diceritakan oleh Kasatgas FPU 8 AKBP Jhon Huntalhutajulu,” tambahnya.

Mabes Polri masih melakukan pengusutan atas insiden itu. Mencari tahu siapa pemilik senjata – senjata tersebut.

“Polri akan mengirimkan anggotanya ke Sudan untuk melihat seperti apa proses tersebut guna mendalami dan berkoordinasi dengan pihak terkait disana. Kedubes kita juga ada disana, lanjut ke UNIMAID,” tutup Martinus.

Sementara Arrmanatha Nasir selaku Juru bicara Kementiran Luar Negeri RI menjelaskan, saat ini Dubes RI di Khartoum sudah ditempat penahanan guna memberikan pendampingan. Dari tim Polri juga akan segera menuju ke Sudan untuk memberikan bantuan hukum.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *