Kabar Nasional – Selain Retas Situs Dewan Pers, Ada 100 Situs Lainnya yang Jadi Korban
2 min read
Seorang pemuda yang bernama Adi Syafitrah atau alias AS dibekuk tim penyidik Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, hal tersebut dikarenakan dia telah meretas situs Dewan Pers. Ternyata, AS juga pernah tercatat melakukan peretasan di sejumlah situs lainnya baik yang ada di Indonesia ataupun yang ada di Luar Negeri.
Kombes Himawan Bayu Aji, Kasubdit ll Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri mengatakan jika tindakan yang telah dilakukan oleh AS yang melanggar hukum itu sudah dilakukan dirinya sejak tahun 2013 silam.
“Pada tahun 2013 dia telah mulai meretas ke berbagai website yang ada di Indonesia dan juga luar negeri,” ujar Himawan saat di konfirmasi di kantornya, Tanah Abang, Jakarta Pusat, hari Jumat (09/06/2017).
Himawan juga menambahkan, sudah tercatat ada lebih dari 100 situs yang sudah diretas oleh AS. Berdasarkan keterangan sementara yang diperoleh, kata Himawan, pelaku tersebut belajar komputer sampai meretas dari sebuah situs dan hal itu dilakukannya secara otodidak.
“Jumlahnya situs yang pernah diretas kurang lebih ada 100-an website dan saat ini juga masih kami kembangkan terus,” kata Himawan.
AS sendiri kerap memakai nama samaran disaat ia menjalankan aksinya di dunia maya. Dia biasanya memakai nama samaran M2404 alias PemulungElektronik@gmail.com. AS mempunyai profesi sehari – hari sebagai petugas disalah satu hotel yang ada di Solo.
“Dia bekerja sebagai housekeeping di salah satu hotel yang ada di kota Solo,” ujar Himawan.
Penangkapan terhadap pelaku AS dilakukan di Hotel Griya Surya, Solo, Jawa Tengah pada hari Kamis 08 Juni 2017.
Atas perbuatan yang telah dilakukan oleh AS, dia nantinya akan dijerat menggunakan pasal 50 Undang – Undang nomor 36 Tahun 1999 yang berisi tentang telekomunikasi dan Undang – Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang ITE.
Pada tanggal 31 Mei 2016 tahun lalu situs Dewan Pers telah diretas oleh orang tidak dikenal. Dan tampilan dari halaman depan situs tersebut pun juga dirubah dan si peretas menampilkan pesan – pesan yang berisikan tentang persatuan, agar Pancasila selalu dijaga dan tetap menjadi ideologi dari Bangsa Indonesia.
