Kabar Nasional – Polisi Mengumpulkan Bukti Kasus Penganiayaan Kepada 2 Anggota KPK
2 min read
Polisi Mengumpulkan Bukti Kasus Penganiayaan Kepada 2 Anggota KPK – Kepolisian menetapkan terus menyelami masalah dugaan penyiksaan pada dua karyawan Komisi Pemberantasan korupsi (KPK) yang berlangsung pada Sabtu (2/2) kemarin. Kepala Divisi Humas (Mabes) Polri Irjen Muhammad Iqbal menerangkan ketika ini pihaknya tengah menghimpun bukti-bukti, termasuk hasil visum para korban.
“Termasuk pemeriksaan awal kepada dua pelapor,” tutur Iqbal pada wartawan, Senin (4/2).
Setelahnya, tutur Iqbal, pihak kepolisian bakal lekas memanggil para saksi buat melaksanakan investigasi atas masalah itu. akan tetapi Iqbal belum dibeberkan siapa aja alasan yang bakal dipanggil oleh pihak kepolisian.
“Saksi bakal lekas diselidiki,” ucapnya.
Sebelumnya, juru bicara KPK Febri Diansyah mengutarakan pihaknya sudah memberi bukti visual pada Polda Metro jaya tersangkut masalah dugaan penyiksaan itu. Dengan bukti itu, diharapkan pihak kepolisian dapat lekas melaksanakan penyelidikan.
Febri enggan menguraikan bukti-bukti visual yang diserahkannya pada pihak kepolisian.
“Visum telah dijalani serta hasilnya bakal disampaikan pada polisi,” perkataan Febri, Senin (4/2).
Diketahui karyawan KPK diduga mendapati penganiayaan di penginapan Borobudur, Jakarta pusat, Sabtu (2/2) malam. ketika itu tengah digelar rapat antar pemerintah provinsi serta DPRD Papua membahas perhitungan penghasilan belanja daerah 2019.
Kehadiran dua karyawan KPK itu berbekal informasi dari publik perihal indikasi korupsi. ketika menyelidiki informasi di hotel Borobudur, kedua karyawan KPK itu mulanya dihampiri oleh beberapa orang serta dibawa ke satu area di hotel Borobudur dengan bertanya sejumlah hal.
“Bertanya sejumlah hal hingga akhirnya karyawan KPK menerangkan kami ditugaskan dengan cara resmi dan juga merupakan karyawan KPK. tetapi penganiayaan serta pemukulan terus dilakukan akan mereka,” perkataan Febri.
Febri menerangkan kedua karyawan KPK dimaksud telah mengatakan kalau mereka ialah penegak hukum yang lagi bekerja. akan tapi, penjelasan dari penyidik tidak membuat penyiksaan terhentikan.
“Karna itu kami mengatakan insiden itu selaku penyerangan akan penegak hukum yang lagi bekerja,” tutur Febri.
