Tue. Apr 11th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kabar Nasional – Ikan Mendadak Mati, Petani di Sumut Rugi Puluhan Miliar

2 min read

Sebanyak 1.000 ton lebih ikan yang berada di keramba pada perairan Danau Toba di kawasan Harangaol, Simalungun Sumatera Utara tiba-tiba mendadak mati. Hal itu sudah mulai muncul semenjak pekan lalu. Karena kejadian tersebut, para petani pun mengalami kerugian yang cukup besar, bahkan hingga puluhan miliar rupiah.

“Dan sampai dengan saat ini, kami telah mengeluarkan ada sekitar 800 ton ikan yang telah mati. Jumlah tersebut hanya yang berhasil diangkat, sedangkan yang belum diangkat juga masih banyak lagi,” ungkap salah satu petani keramba jarring apung, Hasudungan Siallagan, 45 tahun.

Hasadungan mengungkapkan bahwa penyebab dari kematian mendadak dari ikan jenis emas dan nila tersebut telah diketahui. Pihak perusahaan pendamping serta petani telah melakukan penelitian apa yang menjadi penyebab dari ribuan ikan yang telah mati tersebut.

“Hasilnya ialah karena air kekurangan oksigen, sehingga ikan-ikan mati. Oksigen telah drop karena cuaca. Sehingga berdasarkan dari hasil penelitian, kejadian tersebut terjadi karena efek cuaca,” ungkap Hasudungan.

Kematian mendadak ribuan ikan saat ini, memang berbeda dari yang dulu pernah terjadi, yakni pada tahun 2004 silam. Kalau saat ini terjadi diduga karena faktor alam, pada tahun 2004 penyebab ikan-ikan mati ialah adanya koi herves virus.

Kematian ikan-ikan ini sebenarnya telah terlihat pada dua pekan yang lalu. Tetapi kematian massalnya memang baru terjadi pada dua hari terakhir ini. “Mungkin pada awalnya kami memang kurang tanggap,” imbuhnya.

Pria yang merupakan ketua dari kelompok perikanan serta coordinator gotong royong itu juga telah mengalami kerugian karena kejadian tersebut. hal ini karena sebagian besar ikan yang ada pada 50 keramba miliknya, telah mati.

Dengan jumlah ikan mati yang diperkirakan lebih dari 1.000 ton, maka kerugian dari sekitar 200 keluarga petani ikan yang berada pada kawasan tersebut, diperkirakan telah mencapai puluhan miliar.

“Tinggal mengalikan saja Rp 23.500,- tiap kilogramnya,” kata Hasudungan.

Dia juga mengungkapkan bahwasannya sejumlah aparat pemerintahan juga telah turun langsung menuju lokasi. Mereka telah melihat situasi serta melakukan sejumlah penelitian dari kejadian tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *