Wed. Apr 26th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kabar Nasional – Belajar Toleransi Antar Umat Beragama Ala Kampung Sawah

3 min read

Belajar Toleransi Antar Umat Beragama Ala Kampung Sawah – Masyarakat kampung sawah berpengalaman hidup pada perbedaan agama satu dengan yang lain. Pelajaran melindungi hidup bersama bisa dipetik dari masyarakat Islam, Kristen Protestan, serta Kristen Katolik di tepi Jakarta ini.

Buat beberapa orang Betawi di sini, toleransi tidak saja slogan tetapi telah jadi adat. setiap penduduk baru yang tiba dapat dengan gampang merasakan kerukunan di sini, cukup dengan menerima berjenis-jenis perbedaan sebagai kekayaan bersama.

Tiga tempat ibadah terdapat bersebelahan satu sama lain, seluruhnya terletak di jalur Raya kampung sawah, Kelurahan Jatimurni sampai Kelurahan Jatimelati, Bekasi, Jawa Barat. Tiga lokasi ibadah itu ialah masjid Agung Al Jauhar Yayasan Pendidikan Fisabilillah (Yasfi), gereja Kristen Pasundan (GKP) Jemaat kampung sawah, serta gereja Katolik Santo Servatius.

Ini ialah tempat masyarakat orang islam serta kristiani hidup bersama. Yang istimewa, masyarakat kristiani asli sini memiliki identitas Betawi. Agatha sendiri terlahir di keluarga Katolik, lamun dirinya masuk Islam pada 1992 lalu. dirinya bersyukur hidup di kawasan yang menerima perbedaan.

Menurut Agatha, terdapat cara-cara orang kampung sawah yang dapat diaplikasikan di masyarakat lain buat melindungi kerukunan antarumat beragama. kesatu, ajarkanlah tindakan toleransi semenjak kecil, janganlah menunggu sang anak dewasa. berlatih kerukunan tidak dari sekolah, tetapi dimulai dari keluarga.

Begitu juga yang dirasakannya dulu, dirinya diberi penjelasan mengenai lokasi ibadah yang berlainan di sekeliling rumahnya. kebetulan di area ini benar terdapat tiga lokasi ibadah yang terpandang.

Metode kedua, publik lintas agama harus saling mendatangi ketika hari besar agama-agama. Ini tidaklah kegiatan ikut beribadah agama lain, tetapi silaturahmi selaku sesama penduduk.

Dengan praktik-praktik seperti halnya itu, toleransi tidak cuma selesai sebagai hanya nasihat tetapi jadi praktik, penerapan selanjutnya jadi adat, serta adat bakal diwariskan dari turunan ke keturunan. Ini pula yang jadi sebab keadaan tahun baru senantiasa meriah di kampung sawah, penduduk saling bersalaman, keliling, serta menyatu.

Kiai Haji Rachmadin Afif (74), pembangun Yayasan Fisabilillah serta tokoh Islam di kampung sawah, menerangkan terdapat satu sebab yang menciptakan penduduk beda agama di sini dapat damai, adalah kekerabatan.

Apabila terdapat potensi perselisihan antarumat beragama yang terdeteksi, sehingga potensi itu lekas dibahas oleh pihak rumah-rumah ibadah di sini. perselisihan pun dapat langsung diredam sejak dini.

Ketika Natal datang, penduduk orang islam akan membantu menjaga lingkungan. apabila salat Idul Fitri ataupun Idul Adha, penduduk kristiani pun ikut menjaga. apabila terdapat kegiatan di gereja tetapi jemaat kurang tanah parkir, sehingga jemaat dipersilakan parkir di halaman masjid.

Buat menjaga keamanan bersama, Rachmadin melarang ceramah-ceramah agama yang memicu situasi perselisihan antarumat beragama. dirinya bakal tegas apabila telah nyata-nyata terdapat ceramah yang terdeteksi memuat ucapan kebencian.

Tokoh masyarakat dari Betawi Katolik kampung sawah, Jacob Napiun, pun memiliki resep menjaga kerukunan. kesatu, pertahankan tindakan saling menghormati serta wariskan ke keturunan yang baru. jalinan kemasyarakatan lintas kepercayaan pun harus terus dipupuk. dirinya mengatakan terdapat satu perkumpulan, namanya Baraya kampung sawah, yang rutin mengadakan pertemuan lin agama, lintas marga, serta lintas generasi.

Tugas tokoh agama masing-masing pun utama dalam menjaga kerukunan. Jacob mengamati para tokoh Islam serta Kristen di sini senantiasa menganjurkan persaudaraan.

Tokoh-tokoh yang menjunjung penghargaan akan keanekaan juga kerap diundang buat berdiskusi di forum kampung sawah. Tokoh-tokoh yang sempat diundang antar lain imam Besar masjid Istiqlal Nasaruddin Umar sampai mantan Menteri lingkungan Hidup alumnus Sekolah Tinggi filsafat Driyarkara, Sonny Keraf.

Saat ini kampung sawah tidak cuma berisi beberapa orang Betawi Islam serta Kristen aja, lamun banyak penduduk etnis lain dari semua Indonesia. kampung sawah terbuka akan siapa aja yang hendak mereguk nikmat aman hidup bersama, tanpa mesti meniadakan perbedaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *