Kabar Internasional Terbaru – Cerainya Putra Mahkota Berpotensi Runtuhnya Monarkhi Thailand
2 min readSistem kerajaan (Monarkhi) Thailand menjadi terancam. Apalagi usai terbitnya pengumuman Puteri Srirasmi yang merupakan istri dari putra mahkota dari Kerajaan Thailand, Maha Vajiralongkorn, sudah melepaskan status kerajaannya usai sejumlah kerabatnya ditangkap lantaran adanya skandal korupsi. Hal ini berarti bahwa Putra Mahkota Maha Vajiralongkorn sudah menceraikan sang istri, Puteri Srirasmi.
Pengumuman istana tersebut kian menambah kecemasan serta ketidakpastian pada kalangan publik kepada masa depan dari monarki, tak hanya untuk generasi saat ini, namun juga terhadap generasi berikutnya. Rasa kegelisahan dari warga Thailand ini diungkap oleh pakar Thailand pada Universitas Osaka, di Jepang, Pavin Chachavalpongpun. Di lain sisi, berita terkait perceraian serta Puteri Srirasmi yang melepaskan status kerajaan tersebut amat mengejutkan kalangan elite di Thailand.
Kegelisahan dari rakyat Thailand kian menumpuk apalagi krisis politik yang terjadi di Thailand juga belum berakhir. Pada level elite serta akar rumput, mereka telah terbelah amat jauh serta kini ada pada tepi jurang pecahnya perang saudara. Demi ”menyelesaikan” konflik yang ada di antara mereka, maka junta militer terpaksa turun tangan, dan mengambil alih kekuasaan pada Thailand di 22 Mei yang lalu.
Jenderal Prayuth Chan-ocha yang merupakan mantan Kepala Staf Angkatan Darat Thailand menempati posisi sebagai perdana menteri untuk menggantikan Niwatthamrong Boonsongpaisan, yang mana sebelumnya telah menggantikan sosok Yingluck Shinawatra yang terpaksa dilengserkan. Keberadaan dari Prayuth sebagai sosok Perdana Menteri Thailand menerima restu dari Raja Thailand Bhumibol Adulyadej. Pihak junta militer kemudian menepis akan adanya kemungkinan diadakannya pemilu sebelum bulan Oktober 2015 serta bertekad untuk membenahi politik di Thailand dengan cara mereformasi segala bidang pada pemerintahan.
Prayuth dikenal pula sebagai sosok penentang dari mantan PM Thaksin Shinawatra yang saat ini ada di pengasingan Dubai, di Uni Emirat Arab. Prayuth menegaskan bahwa junta harus mengambil alih pemerintahan sebab tidak ingin keadaan negara kian terpuruk lantaran krisis politik berkelanjutan. Baik dari pihak pendukung Yingluck maupun pihak anti pemerintah pimpinan Suthep Thaugsubhan, yang juga pemimpin dari Komite Reformasi Demokratik Rakyat (PDRC), masih bertikai.