Kabar Internasional – Tentara Suriah Tingkatkan Serangan Terhadap Ghouta Timur

Tentara Suriah telah secara efektif menempatkan dua kota besar di Ghouta timur yang dikepung dengan memajukan ke daerah yang menghubungkan mereka satu sama lain. Dan ke daerah kantong pemberontak lainnya, sebuah monitor perang mengatakan pada hari Sabtu (10/3).

Televisi negara Suriah sebelumnya melaporkan bahwa operasi militer semakin intensif di bagian tengah Ghouta timur tiga minggu memasuki serangan pemerintah yang ganas. Baik Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sebuah monitor perang yang berbasis di Inggris, dan unit media militer yang dijalankan oleh sekutu pemerintah Hizbullah mengatakan bahwa tentara telah merebut kota Mesraba dan maju ke peternakan sekitarnya.

Mesraba terletak persis di sebelah selatan kota besar Douma dan Harasta di sepanjang jalan yang menghubungkan mereka ke daerah selatan yang tersisa di kantong pemberontak. Jalan-jalan yang menghubungkan kota-kota satu sama lain semuanya ditutupi oleh api tentara, kata Observatorium.

Jaish al-Islam dan Failaq al-Rahman, dua kelompok pemberontak utama di Ghouta timur, tidak dapat segera dihubungi untuk memberikan komentar. Mereka mengatakan dalam beberapa hari ini bahwa mereka telah melakukan serangan balik dengan mengambil kembali beberapa posisi yang hilang.

Serangan tiga minggu tanpa henti di markas besar pemberontak terakhir di dekat Damaskus telah menangkap sekitar setengah wilayahnya dan membunuh 976 orang, menurut Observatorium yang berbasis di Inggris. Televisi negara Suriah disiarkan langsung dari tepi Ghouta bagian timur, menunjukkan asap hitam besar yang melayang di balik rumah dan pepohonan dan dengan suara ledakan di latar belakang.

Presiden Suriah Bashar al-Assad dan Rusia, sekutu utamanya, mengatakan bahwa kampanye tersebut diperlukan untuk mengakhiri pemberontakan pemberontak di Damaskus dan untuk mengakhiri peraturan gerilyawan Islam atas penduduk sipil di daerah tersebut. Serangan tersebut mengikuti pola serangan sebelumnya di kubu pemberontak, yang mengerahkan kekuatan udara dan pengepungan yang ketat untuk memaksa pemberontak menerima kesepakatan “evakuasi”.

Ini melibatkan pemberontak yang menyerahkan wilayah tersebut dengan imbalan jalan yang aman ke daerah-daerah oposisi di barat laut Suriah, bersama dengan keluarga mereka dan warga sipil lainnya yang tidak ingin kembali ke dalam pemerintahan Assad.