Kabar Internasional – Seorang Prajurit Ditembak Oleh Penjaga Perbatasan Korut Saat Menyeberang ke Korsel

Seorang tentara Korea Utara telah ditembak dan terluka dalam usaha yang jarang namun berhasil untuk membelot ke Korea Selatan. Dengan melarikan diri melintasi perbatasan yang dipersenjatai dengan senjata berat di kedua negara tersebut.

Tentara yang tidak bersenjata tersebut ditembak oleh penjaga Korea Utara pada Senin (13/11) siang saat dia mengajukan penawaran ke Selatan melalui area keamanan bersama, sebuah bagian dari zona demiliterisasi (DMZ) di mana penjaga dari kedua belah pihak berdiri beberapa meter dari satu sama lain.

Lahan seluas 2,5 mil yang panjangnya mencapai 155 mil itu telah membagi semenanjung Korea semenjak perang Korea berakhir pada tahun 1953 dengan sebuah gencatan senjata namun bukan perjanjian damai.

Setelah mendengar suara tembakan, tentara Korea Selatan menemukan pembelot itu sekitar 50 meter di sebelah selatan gencatan senjata desa Panmunjom. Dia telah ditembak di bahu dan siku, menurut kementerian pertahanan Korea Selatan.

Pria tersebut diterbangkan ke rumah sakit dengan helikopter PBB, kata seorang pejabat kementerian, menambahkan bahwa tidak terjadi baku tembak antara kedua belah pihak di sisi DMZ. “Karena itu adalah daerah yang terpapar ke Utara, kami harus merangkak menuju ke sana untuk mengeluarkannya,” tambah pejabat tersebut.

Militer Korea Selatan mengatakan telah meningkatkan tingkat kewaspadaan setelah insiden tersebut.

Korea Utara belum berkomentar mengenai pembelotan tersebut, namun sebuah permintaan Pyongyang bahwa tentara tersebut dikembalikan dapat menambah ketegangan atas program senjata nuklirnya.

“Saat ini, tidak ada tanda-tanda yang tidak biasa di militer Korea Utara, namun kami meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan provokasi Korea Utara,” kata kantor berita Yonhap mengutip seorang pejabat militer Korea Selatan.

Sebagian besar dari perkiraan 30.000 orang – 70% di antaranya adalah perempuan – yang telah membelot dari Korea Utara sejak berakhirnya perang Korea dengan menyeberang ke China sebelum pindah ke negara ketiga untuk mendapatkan tiket ke Korea Selatan.

Pembelotan militer melalui jalur DMZ memang jarang terjadi, mengingat tentara yang dipilih untuk bertugas di perbatasan sebagian besar karena mereka telah menunjukkan kesetiaan yang kuat kepada rezim Korea Utara pimpinan Kim Jong Un.