Mon. Apr 10th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kabar Internasional – Presiden Iran Dikritik Karena Mengirim Delegasi Yang Semuanya Pria

2 min read

Presiden negara Iran telah mendapatkan kritikan ketika dirinya dikelilingi oleh rombongan yang kesemuanya adalah laki-laki. Sementara menjadi tuan rumah bagi delegasi yang didominasi oleh Swedia ketika dalam kunjungan mereka di Teheran dari Swedia.

Dalam sebuah foto yang memperlihatkan pertemuan di kantor istana kepresidenan di Teheran yang menunjukkan Hassan Rouhani duduk tersenyum dihadapan perdana menteri Swedia, Stefan Lofven, yang membawa enam orang wanita untuk menemani dirinya dalam bagian delegasi kunjungan.

Dalam sebuah Twitter yang secara langsung menunjukk Rouhani, bertanya tentang bagaimana perasaan pengguna melihat foto tersebut. Golnaz Esfandiari, seorang wartawan dari Iran juga melakukan kritikan terhadap foto yang diunggah melalui Twitter tersebut.

Sussan Tahmasebi,  seorang aktivis Iran yang mendapatkan penghargaan untuk Hak Asasi Wanita mengatakan bahwa kehadiran berlimpah perempuan dalam delegasi Swedia telah mengirimkan pesan yang kuat kepda Iran.

“Sensitivitas masalah ini penting karean perempuan seharusnya hadir di antara delegasi Iran,” katanya.

Rouhani memiliki sejumlah perempuan dalam kabinetnya yang menjabat sebagai wakil presidennya, termasuk Shahindokht Molaverdi yang secara blak-blakan membicarakaan tentang hak-hak seorang wanita, tapi tidak ada menteri perempuan dan tidak menemaninya di dalam pertemuan pada hari Sabtu (11/2). Lofven bertemu dengan Molaverdu dalam pertemuan terpisah di Teheran pada hari Minggu (12/2).

Pada tahun 2015, kementerian luar negeri Rouhani telah ditunjuk sebagai duta besar wanita pertama Iran sejak revolusi Islam pada tahun 1979, menandai terobosan bagi perempuan dalam pemerintahan.

Leila Karimi, yang memonitor hak-hak perempuan di Iran, mengatakan bahwa delegasi kesemua laki-laki yang dibawa Rouhani adalah sesuatu yang mengecewakan, mengingat kampanyenya yang berjanji untuk mempromosikan hak-hak perempuan.

“Molaverdi memiliki pengalaman yang panjang dalam urusan perempuan, tapi dia tidak diberikan kekuatan yang cukup. Dia menghadapi banyak ha,batan. Hak-hak perempuan bukanlah menjadi prioritas dalam sistem ini, yang hanya muncul pada saat pemilu,” kata Alikarami.

Alikarami juga mengatakan bahwa kunjungan dari diplomat wanita tersebut seharusnya tidak dipaksa untuk mengenakan hijab.

“Seharusnya ada kebebasan yang dipilih oleh para perempuan. Mereka seharusnya tidak mendapakan diskriminasi karena jenis kelamin mereka,” tambah Alikarimi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *