Kabar Internasional – Pengungsi Dari Kamp Lebanon Tiba Di Zona Pemberontak Suriah

Bus membawa orang-orang Suriah yang meninggalkan Lebanon setelah sebuah gencatan senjata antara gerilyawan Hizbullan dan Nusra. Menurut sebuah unit media militer Hizbullah melaporkan bahwa pada hari Kamis (3/8) rombongan tersebut mulai menyeberang ke zona yang dipenjara yang akan mereka tempati.

Sekitar 7.000 orang Suriah, termasuk gerilyawan Nusra dan pengungsi meninggalkan distrik Arsal di perbatasan antara Lebanon dan Suriah sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang juga akan melibatkan penyerang pejuang Hizbullah yang tertangkap.

Sebuah konvoi lebih dari 100 bus tiba pada hari Kamis (3/8) di Saan di provinsi Hama, di mana mreka mulai melintasi garis depan dari wilayah pemerintah, kata unit media Hizbullah. Bus tersebut meninggalkan Arsal pada hari Rabu (2/8) malam waktu setempat.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris juga melaporkan bahwa konvoi tersebut telah mulai memindahkan mereka ke wilayah yang masih dikuasai oleh pemberontak. Unit media Hizbullah mengatakan setelah beberapa bus telah menyeberang, lima tahanan Hizbullah yang tersisa akan diserahkan oleh pemberontak Suriah di lokasi yang sama.

Hizbullah sendiri adalah sekutu penting dari pemerintahan Suriah saat ini dalam perang melawan kelompok pemberontak yang mencakup Front Nusra. Gencatan senjata mulai berlaku pada minggu lalu, beberapa hari setelah Hizbullah Syiah dan tentara Suriah melancarkan serangan untuk mengusir Front Nusra dan militan Sunni lainnya dari pijakan terakhir mereka di daerah perbatasan antara Lebanon dan Suriah.

Unit media tersebut juga mengatakan bahwa para pejuang Hizbullah pada hari Kamis (3/8) dipindahkan ke daerah yang telah ditinggalkan oleh Front Nusra di bawah kesepakatan gencatan senjata. Pengalihan militan bersama dengan sejumlah besar pengungsi telah menggemakan kesepakatan yang terjadi di Suriah dimana Damaskus telah mengusir pemberontak dan warga sipil ke wilayah Idlib dan wilayah oposisi lainnya.

Evakuasi semacam ini telah membantu Presiden Suriah, Bashar Al Assad untuk merebut kembali beberapa benteng milik pemberontak selama setahun terakhir dan mendapatkan kritikan dari pihak oposisi karena jumlah pemindahan warga pengungsi tersebut dianggap dilakukan terhadap mereka yang dianggap bersimpatik terhadap pihak oposisi.