Kabar Internasional – Pelecehan Seksual Dan Hukuman Fisik Merebak Di Sekolah Tanzania

Pelecehan seksual, kekerasan seksual, dan hukuman fisik terjadi secara luas di sekolah-sekolah Tanzania. Menurut laporan dari Human Right Watch (HRW) yang meminta donor pendanaan salah satu program pendidikan yang paling ambisius di Afrika untuk menekan intervensi pemerintah.

Laporan tersebut juga menemukan bahwa lebih dari 40% dari remaja di Tanzania yang tersisa dari kualitas pendidikan yang lebih rendah-menengah, meskipun keputusan untuk membuat ini menjadi sekolah gratis. Negara tersebut juga memiliki salah satu populasi pemuda terbesar di dunia, dengan 43% dari orang di bawah usia 15 tahun.

Negara yang berada di Afrika Timur tersebut telah menempatkan orang-orang di jantung aspirasi untuk menjadi negara berpenghasilan menengah pada tahun 2025, telah dipuji karean pada bulan Desember  2015 silam yang bergerak untuk menghapuskan semua biaya dan biaya untuk sekolah menengah. Menurut pemerintahan pendaftaran telah meningkat secarasignifikan sebagai hasilnya.

Namun dalam laporan yang berjudul “Saya Memiliki Mimpi Untuk Menyelesaikan Sekolah: Hambatan Pendidikan Menengah di Tanzania”, kelompok hak asasi manusia mengatakan bahwa pemerintah negara tersebut diperlukan untuk berbuat lebih banyak untuk mengatasi suasan ruang kelas yang ramai, diskriminasi, dan kekerasan, yang menggerogoti dibanyak pendidikan remaja.

Ditemukan bahwa pejabat sekolah melakukan tes kehamilan yang bersifat wajib dan dalam banyak kasus, anak-anak perempuan tidak diperbolehkan untuk mendaftar kembali setelah anak mereka lahir.

Dalam penggunaan kebrutalan dan bentuk yang memalukan dari hukuman fisik juga telah ditemukan menjadi hal yang umum di sekolah-sekolah, yang mempengaruhi jumlah kehadiran. Meskipun menjadi sesuatu yang legal di negara tersebut, HRW mengatakan bahwa hal tersebut melanggar kewajiban internasional  Tanzania, dan frekuensi yang terjadi saat ini cukup tinggi.

Laporan tersebut juga mengatakan abhwa para siswi juga terkena pelecehan seksual secara meluas, dan dalam beberapa sekolah menunjukkan bahwa guru laki-laki berusaha untuk membujuk atau memaksa siswi perempuan untuk melakukan hubungan seksual.

Meskipun Tanzania pernah dianggap sebagai salah satu kisah sukses dalam hal pembangunan di Afrika dan salah satu penerima bantuan terbesar di benuar Afrika, berupa bantuan internasional uang ditangguhkan hampir sebesar US$ 500 juta untuk mendukung anggaran negara pada tahun 2014 silam dalam menanggapi klaim bahwa para pejabat senior pemerintah yang menyedot dana tersebut.