Mon. Apr 10th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kabar Internasional – Paus Ungkap Bahwa Diirinya Menjalani Sesi Psikoanalisis Pada Usia 42 Tahun

2 min read

Paus Francis telah mengungkapkan bahwa dirinya mencari bantuan psikoanalisis selama tahun 1970 an. Paus menceritakan rinciannya dengan Dominique Wolton, seorang sosiolog Prancis, saat wawancara dengan sebuah buku yang diterbitkan dalam minggu depan.

Dia mengatakan bahwa dirinya mengunjungi seorang psikoanalis setiap sepekan sekali selama enam bulan ketika dirinya berusia 42 tahun. Pada saat itu, dia adalah Pastor Jorge Bergoglio dan kepala ordo Jesuit Argentina selama kediktatoran militer di negara tersebut.

“Psikoanalisis banyak membantu saya,” katanya kepada Walton untuk mendapatkan buku setebal 432 halaman tersebut yang berjudul Pope Francis: Politics and Society.

“Saya pergi ke rumahnya untuk mengklarifikasi beberapa hal. Dia selalu ada di sana. Kemudian suatu hari, sebelum dia meninggal, dia memanggil saya. Bukan untuk menerima sakramen, karena dia orang Yahudi, tapi untuk dialog spiritual, dia orang baik,” kata Paus.

Saat ini ketika dirinya telah berusia 80 tahun, Francis memberi tahun Wolton bahwa dirinya merasa bebas untuk saat ini. Dia berkata: “Saya berada dalam kandang di Vatikan, tapi tidak secara spiritual. Tidak ada yang menakutkan bagi saya. Paus juga membidik para pastur yang kaku dan takut untuk berkomunikasi.”

Dia juga berbicara tentang peran yang berpengaruh yang dimainkan oleh wanita di dalam kehidupannya, termasuk ibunya, dua nenek dan Esther Ballestrino de Careaga, seorang komunis dan pendiri ibu dari gerakan Plaza de Mayo di Buenos Aires yang terbunuh dalam masa kediktaroran.

“Yang saya tahu banyak membantu saat yang perlu utnuk mengklarifikasi sesuatu, “ tambahnya.

Robert Mickens, editor edisi La Croix, surat kabar berbahasa Inggris yang berbasis di Roma, mengatakan bahwa Paus sebelumnya telah mengakui bahwa ilmu sosial dapat bermanfaat bagi perkembangan manusia dan bahwa telah terjadi perubahan bertahap dalam sikap di ddalam gereja Katolik terhadap psikoterapi sejak tahun 1970 an.

“Ini sangat umum dalam program pembentukan pastur, terutama di dunia barat, agar mereka menjalani evaluasi psikologis sebelum masuk ke seminari atau keuskupan,” kata Mickens.

“Ada pengakuan bahwa ilmu sosial dapat membantu menggali masalah yang perlu ditangani. Tapi apa yang masih menjadi bagian dari pola pikir di antara beberapa orang adalah bahwa mereka harus mendapatkan perawatan,” pungkas Mickens.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *