Kabar Internasional – Konvoi Evakuasi Pejuang ISIS dan Keluarganya Tertahan Oleh Serangan Udara

Sebuah konvoi pejuang Negara Islam dan keluarganya yang dievakuasi ke wilayah jihadis Suriah di timur telah tertahan. Menurut pasukan pimpinan Amerika Serikat, mereka masih tetap berada di wilayah yang dikuasai oleh pemerintahan Suriah pada hari Jumat (1/9).

“Hal ini masih belum berhasil dihubungkan dengan elemen ISIS lainnya di Suriah Timur,” kata Col Ryan Dillon, juru bicara koalisi pimpinan Amerika Serikat yang memerangi Negara Islam.

Ada sekitar 300 pejuang dan sekitar 300 warga sipil dalam konvoi tersebut, di mana tentara Suriah dan kelompok Hizbullah Lebanon memberikan jalan yang aman setelah teroris Islam tersebut menyerahkan daerah basis mereka di perbatasan Suriah dengan Lebanon.

Namun koalisi yang melawan ISIS telah menggunakan serangan udara untuk memblokir konvoi tersebut untuk menyeberang ke wilayah utama dari kelompok tersebut yang mengangkangi perbatasan timur Suriah dengan Irak.

Pejuang ISIS yang berada di wilayah perbatasan menerima gencatan senjata dan kesepakatan evakuasi setelah serangan serentak, namun terpisah antara tentara Lebanon di garis depan dan tentara Suriah serta Hizbullah di sisi lain. Hal ini membuat marah koalisi, yang tidak ingin para pejuang tersebut memasuki medan perang di mana dia aktif. Ini juga membuat marah Irak, yang memerangi Negara Islam untuk melintasi perbatasan.

“Kami terus memantau konvoi tersebut dan akan terus mengganggu pergerakannya ke timur untuk menghubungkan elemen ISIS lainnya dan kami akan terus menyerang elemen ISIS lainnya yang mencoba bergerak ke arahnya,” kata Dillon.

Koalisi tersebut mengeluarkan pernyataan dengan mengatakan bahwa koalisi tersebut telah meminta Rusia untuk memberi tahu pemerintahan Suriah bahwa mereka tidak mengizinkan konvoi tersebut bergerak ke timur ke perbatasan Irak.

Presiden Suriah Bashar Al Assad memberikan waktu untuk melakukan ibadah Sholat Ied di hari raya Idhul Adha di kota Qara, yang berada di dekat kantong yang diserahkan pada hari Senin (28/8) oleh pejuang Negara Islam.

Dibatasi oleh Damaskus untuk waktu yang lama di awal perang sipil enam tahun di Suriah, Assad telah tumbuh lebih percaya diri dalam perjalanan keliling wilayah yang dikuasai oleh pemerintah karena tentara dan sekutunya telah memenangkan serangkaian kemenangan.