Kabar Internasional – Orang Kristen Irak Yang Akan Dideportasi Hadapi Hukuman Mati Di Irak

Warga Irak disapu dalam upaya imigrasi di seluruh Amerika Serikat dan ditargetkan akan dideportasi oleh administrasi Trump. Sebuah tindakan yang dianggap sebagai penindasan bagi para pengacara dan pendukung yang menggambarkan kebijakan tersebut sebagai hukuman mati bagi anggota minoritas Kristen Irak.

Penegak Imigrasi dan Bea Cukai Amerika Seriakat (ICE) menangkap lebih dari 200 warga Irak selama akhir pekan yang menjadi subyek peritnah deportasi menyusul hukuman pidana atau tuntutan pidana yang tertunda.

Seratus empat belas orang telah ditahan di Detroit, yang sebagian besar adalah anggota kelompok minoritas Kasdim Irak, yang sama seperti kelompok Kristen lainnya, yang telah menjadi sasaran penganiayaan oleh Negara Islam dan kelompok jihad lainnya.

Najah Konja, seorang pria berusia 55 tahun yang ditangkap di Detroit pada hari Minggu (12/6) pagi, bermigrasi ke Amerika Serikat bersama dengan keluarganya pada tahun 1977 silam. Menurut saudaranya, Shioki “Steve” Konja, mereka tidak memiliki kerabat lain yang tinggal di negara Irak.

“Apa yang akan dia lakukan di sana?. Pada dasarnya, mereka menghukumnya sampai mati,” kata Steve Konja , seorang warga Amerika Serikat yang mengatakan kepada Guardian.

Konja mengatakan bahwa saudaranya tidak berbicara bahasa Arab, dan bahwa anggota terakhri keluarga mereka untuk meninggalkan Irak telah diculik sebanyak dua kali dan ditahan karena uang tebusan dari kerabatnya di Amerika Serikat.

“Pemerintah Irak tidak dapat melindungi dan membela warganya sendiri, apalagi kelompok orang Kristen yang berasal dari Amerika Serikat,” kata Konja.

Kekhawatiran ini disuarakan oleh para pendukungnya termasuk Minority Humanitarian Foundation (MHF), yang memberikan bantuan kepada kelompok minoritas Irak. MHF merencanakan untuk mengajukan tuntutan hukum dengan American Civil Liberties Union untuk menghentikan deportasi orang-orang Kasdim ke Irak.

“Donald Trump pada dasarnya telah memberikan hukuman mati kepada orang-orang Kristen ini,” kata pendiri dan presiden MHF, Mark Arabo.

Tahun lalu, sekretaris negara bagian John Kerry mengatakan bahwa sebuah genosida terjadi terhadap orang-orang Kristen di Irak, meskipun pengadilan internasional belum secara resmi memberikan tindakan kekerasan di sana mengenai penunjukkan tersebut.