Jaringan Internasional Terkait dengan Serangan di Sri Lanka Bagian 2

Lanjutan dari artikel sebelumnya mengenai jaringan internasional terkait dengan serangan di Sri Lanka.

Polisi juga menemukan 87 detonator rendah dari stasiun bus pribadi Bastian Mawatha di Pettah, lapor koresponden kami.

Ada spekulasi berputar-putar tentang siapa yang mungkin berada di balik serangan dan pemerintah membatasi akses ke media sosial setelah pemboman.

National Thowheed Jamath kemudian ditunjuk oleh juru bicara pemerintah sebagai tersangka utama.

Kelompok itu tidak memiliki sejarah serangan skala besar tetapi menjadi terkenal tahun lalu ketika kelompok itu dipersalahkan karena merusak patung-patung Buddha.

Mengatasi laporan bahwa para pejabat sebelumnya memiliki intelijen tentang serangan yang akan datang, Mr Wickremesinghe mengatakan: “Kita harus melihat mengapa tindakan pencegahan yang memadai tidak dilakukan. Baik saya maupun para menteri tidak diberi informasi.”

Seorang pejabat tinggi Sri Lanka kemudian mengatakan kepada BBC bahwa pemerintah dan dinas intelijen tidak boleh disalahkan.

Hemasari Fernando – yang juga kepala staf untuk Presiden Sirisena, saingan politik Mr Wickremesinghe – mengatakan informasi yang diterima awal bulan ini hanya satu atau dua serangan yang mungkin, dan bahwa ia tidak pernah mengharapkan apa pun dari besarnya pemboman hari Minggu.

Sebagian besar dari mereka yang terbunuh dianggap sebagai warga negara Sri Lanka, termasuk sejumlah orang Kristen yang meninggal pada kebaktian gereja Paskah.

Kementerian luar negeri mengatakan yakin 35 warga negara asing termasuk di antara yang tewas.

Mereka termasuk tiga dari anak-anak miliarder Denmark Anders Holch Povlsen , seorang juru bicara keluarga yang dikonfirmasi kepada BBC. Mr Povlsen memiliki rantai pakaian Terlaris dan memegang saham mayoritas di raksasa pakaian Asos.

Korban internasional lainnya termasuk:

• Setidaknya lima warga negara Inggris – termasuk dua warga negara AS bersama

• Satu Portugis warga dan enam India berkebangsaan

• Dua insinyur dari Turki , menurut kantor berita Turki Anadolu

• Dua warga negara Cina , menurut China Daily

• Dua warga Australia , kata Perdana Menteri Scott Morrison

• Satu orang dari Belanda

• Satu orang dari Jepang , menurut media Jepang mengutip sumber-sumber pemerintah

Serangan hari Minggu adalah yang paling mematikan di Sri Lanka sejak berakhirnya perang saudara di negara itu pada 2009.

Perang berakhir dengan kekalahan Macan Tamil, yang telah berjuang selama 26 tahun untuk tanah air yang merdeka bagi etnis minoritas Tamil.

Antara 70.000 dan 80.000 orang diyakini telah tewas dalam konflik tersebut.

Bangsa telah melihat beberapa kekerasan sporadis sejak itu. Pada Maret 2018, keadaan darurat diumumkan setelah anggota mayoritas komunitas Sinhala Buddhis menyerang masjid dan properti milik Muslim.