Sun. Apr 9th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kabar Internasional – Invasi Irak di Kuwait Tahun 1990 Untuk Tingkatkan Penjualan Senjata Inggris

2 min read

Pemerintahan Inggris melihat invasi Irak ke Kuwait sebagai kesempatan yang tidak ada bandingannya. Menurut dokumen rahasia yang baru saja di deklasifikasi, hal itu digunakan untuk menjual senjata ke negara-negara Teluk.

Memo tersebut, yang dikeluarkan oleh Arsip Nasional, mengungkapkan bagaimana dalam membangun hingga pertengahan dalam membangun hingga pertengahan tahun 1990 dalam perang Teluk dan pegawai negera Amerika Serikat yang berusaha memastikan produsen senjata Inggris dapat memanfaatkan kenaikan yang diantisipasi dalam perintah untuk perangkat keras militer.

Dokumen-dokumen tersebut mencakup briefing rahasia dari Alan Clark, yang pada saat itu mejabat sebagai menetri pertahanan, kepada perdana menteri, Amrgaret Thatcher, saat dirinya mengunjungi negara-negara Teluk pada malam menjelang perang. Upaya pemerintah menuai dividen. Perang memberi tekanan yang signifikan bagi penjualan senjata ke wilayah tersebut dan membantu memelihara hubungan yang kuat yang berlanjut sampai hari ini.

Laporan tahunan terbaru dari Organisasi Pertahanan dan Keamanan pemerintah menunjukkan bahwa Inggris memenangkan 6 milyar poundsterling dari kesepakatan senjata di tahun 2016, yang mewakili 9% pasar secara global. Setengah dari total angak tersebut didapat dari Timur Tengah.

Lebih dari 10 tahun, laporan tersebut menempatkan Inggris sebagai agen senjata terbesar di dunia di belakang Amerika Serikat.

Dalam sebuah surat yang bertuliskan “rahasia”, yang ditulis pada tanggal 19 Agustus 1990, beberapa hari setelah pasukan Saddam Hussein menyerang Kuwait, Clark menulis sebuah memo pribadi kepada Thatcher di mana dia menggambarkan tanggapan yang diharapkan dari Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya sebagai “kesempatan yang tidak ada bandingannya untuk Organisasi Layanan Ekspor Pertahanan yang saat ini dikenal sebagai DSO.

Clark menjelaskan: “Apapu kebijakan penyebaran yang kami adopsi, saya haris menekankan bahwa ini adalah kesempatan yang tak tertandingi untuk DESO, Demonstrai yang luas dengan amunisi hidup dan uji coba nyata.

Kemudian dalam memo tersebut, Clark menambahkan: “Saya telah mencantumkan daftar prospek penjualan pertahanan saat ini di awal krisi. Ini kemungkiinan besar akan dibawa ke depan dan meningkat dalam volume jika kita melakukan barang-barang kami.”

Memo lain menunjukkan bahwa Clark menggunakan pertemuan dengan emir Qatar dan dengan menteri pertahanan Bahrain mendorong ekspor senjata. Dalam briefing lebih lanjut, dia mengidentifikasi Uni Emirat Arab, Arab Saudi, mesir dan Yordania sebagai calon pelanggan. Joe Lo, seorang penelitian Campaign Against Arms Trade, mengatakan negara-negara yang sama sekarang menjadi sasaran Inggris untuk ekspor pertahanan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *