Kabar Internasional – Elit Korea Utara Mulai Melawan Kim Jong-un

Elit Korea Utara telah menunjukkan rasa ketidakpuasan mereka kepada Kim Jong-un dan pemerintahannya. Seorang mantan wakil duta besar negara untuk London mengatakan bahwa munculnya informasi lebih lanjut dari luar yang menunjukkan bahwa bangsa tersebut memilih untuk terisolasi.

Thae Yong-ho memilih membelot ke Korea Selatan pada bulan Agustus yang lalu dan sejak bulan Desember dirinya telah berbicara kepada media dan kerap muncul di televisi untuk membahas pembelotan dirinya dan menceritakan kehidupan dirinya ketika masih menjadi utusan dari Korea Utara.

“Ketika Kim Jong-un datang untuk pertama kalinya sebagai pemimpin, saya sangat berharap ia akan membuat keputusan yang wajar dan rasional untuk menyelamakan Korea Utara dari kemiskinan, tapi saya mendapatkan keputusasaan setelah melihat dia membersihkan pejabat tanpa ada alasan yang tepat,: kata Thae dalam sebauh konferensi pers pertamanya dihadapan media asing pada hari rabu (25/1).

“Perbedaan pendapat kecil atau kritikan terhadap rezim hingga saat ini tidak terpikirkan, dan muncul lebih sering. Kita harus menyemprotkan bensin kepada Korea Utara dan membiarkan orang-orang Korea Utara membakarnya,” kata Thae yang berbicara dengan menggunakan bahasa Inggris dengan fasih dan beraksen.

Thae yang saat ini berusia 54 tahun tersebut mengatakan secara terbuka tentang ketidakpuasan dengan Kim telah mendorongnya untuk melarikan diri dari jabatannya. Dua anak laki-lakinya yang saat ini tengah belajar di Universitas dan istrinya telah membelot dari Korea Utara bersama dirinya.

Korea Utara dan Korea Selatan secara teknis masih berperang ketika konflik yang terjadi pada tahun 1950-1953 telah berhenti dengan gencatan senjata, bukan melalui perjanjian damai. Korea Utara yang dikenai sanksi dari PBB atas program nuklir dan rudalnya, secara teratur telah mengancam untuk menghancurkan Korea Selatan dan sekutu utama mereka Amerika Serikat.

Thea adalah pejabat paling senior yang telah berhasil melarikan diri dari Korea Utara dan memasuki kehidupan publik di Korea Selatan sejak pembelotan tahun 1997 yang dilakukan oleh Hwang Jang-yop, yang merupakan otak di balik ideologi pemerintahan Korea Utara, Juche, yang menggabungkan Marxisme dan nasionalisme ekstrim.