Mon. Apr 10th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kabar Internasional – Ayah Pelaku Bom Bunuh Diri Pernah Berperang Melawan Rezim Gaddafi

2 min read

Ayah dari Salman Abedi, pelaku bom bunuh diri di Manchester Arena, pernah berperang melawan rezim Gaddafi bersama dengan kelompok yang dianggap teroris. Informasi tersebut didapatkan dari seseorang yang pernah bertempur dengan ayah dari pria tersebut ketika di Libya bersama dengan kelompok milisi yang dianggap Amerika Serikat sebagai kelompok teroris.

Salman Abedi, pemuda berusia 22 tahun yang diketahu oleh dinas keamanan Inggris, diperkirakan telah kembali dari Libya baru-baru ini dalam pekan ini. Orang tuanya, Ramadan Abedi dan Samia Tabbal, yang lolos  dari rezim Gaddafi pada awal tahun 1990 an telah melarikan diri ke Inggris, dan saat ini tinggal di ibukota Libya, di Tripoli.

Laporan yang didapatkan dari seorang milisi setempat mengatakan bahwa putra bungsu mereka, Hashem, yang saat ini berusia 20 tahun juga diyakini berada bersama dengan mereka di Libya, dan pada hari Rabu (24/5), Hashem dan Ramadan dikatakan telah ditangkap.

Ayahnya bertempur melawan rezim Gaddafi selama revolusi Libya pada tahun 2011 silamdengan kelompok pejuang Libya (LIFG). Departemen luar negeri Amerika Serikat mengatakan bahwa unsur LIFG selaras dengan kelompok pimpinan Osama bin Laden, Al Qaida dan menunjuk kelompok tersebut sebagai organisasi teroris asing pada tahun 2004.

Ramadan Abedi adalah seorang petugas keamanan dan istrinya, Samia, keduanya lahir di Tripoli, namun tampaknya telah bermigrasi ke London sebelum akhirnya pindah ke selatan Manchester, tempat mereka tinggal setidaknya untuk  selama satu dekade.

Akram Ramdan, pria berusia 49 tahun, yang bertempur bersama dengan Ramadan Abedi dalam revolusi Libya, mengatakan bahwa dia sangat bersemangat untuk menggulingkan rezim yang telah menghilangkan ribuan saudara laki-lakinya, itu adalah sesuatu yang dia rasakan harus dilakukan. Ia mengatakan bahwa banyak dari rekan mereka yang lebih radikal, namun masih memiliki kesamaan dalam hal-hal tertentu.

Akram Ramadan, adalah seorang mekanik, pertama kali bertemu dengan keluarga Abedi di Pusat Kajian Islam di Manchester yang juga dikenal sebagai Masjid Didsbury, sebuah masjid Sunni moderat, di mana mereka bertemu pada tahun 1992. Ramadan Abedi diberi pekerjaan di masjid sebagai muazin, untuk melakukan panggilan sholat sebanyak lima kali dalam sehari.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *