Kabar Ekonomi – Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Melemah

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia selama kuartil 1 tahun 2015 hanya menyentuh angka 4,71% atau melambat jika dibandingkan dengan kuartil 1 tahun 2014 lalu dimana menyentuh angka 5,14%. Perlambatan ekonomi juga diakui akan mempunyai dampak untuk pengusaha di Indonesia yang akan segera mengurangi jumlah karyawan.

Dedi Wijaya, Ketua Apindo Jawa Barat, berkata jika awal tahun ini, aroma PHK atau pemecatan karyawan sudah mulai tercium, khususnya pada industry padat karya. Sebab, banyak para pengusaha yang mempunyai stok barang dan masih menumpuk di gudang. Penjualan hasil industry padat karya sangat sulit lantaran perlambatan ekonomi di Indonesia.

“Di awal tahun ini hingga saat ini, sejumlah industri yang memiliki simpanan stok barang sehingga hal ini menjadi sebuah beban bagi para pengusaha, hingga saat ini masih belum terdapat titik terang dari pihak pemerintah.”ungkap Dedi Wijaya.

Menurut Dedi Wijaya, langka pengusaha untuk mengurangi karyawannya adalah sangat wajar. Pasalnya, pengurangan karyawan adalan cara yang sangat efisien bagi sebuah perusahaan. “Seandainya perusahaan dipaksa untuk dapat terus menjalankan bisnis akan terbebani bahan baku, sehingga langkah PHK menjadi sangat wajar agar para pengusaha mempunyai modal untuk ke depannya.”

Akan tetapi, Dedi tidak sepenuhnya menyalahkan pihak pemerintah atas apa yang terjadi saat ini. Karena melambatnya ekonomi juga disebabkan lantaran penurunan nilai tukar rupiah bukan lantaran faktor internal saja tetapi juga kondisi ekonomi secara global yang tidak segera membaik.

“Yang parah itu tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga terjadi di seluruh dunia. Indonesia jelas terkena imbas, sehingga pemerintah wajib membangkitkan daya konsumsi di dalam negeri saat ini.”

Dedi memberikan saran supaya pemerintah dapat segera bertindak dengan cara meningkatkan daya beli, mempercepat pembangunan khusunya di daerah-daerah pinggiran. Dengan cara itu, maka PHK akan dapat diminimalisir oleh pemerintah.

“Mempercepat pembangunan infratuktur di dalam negeri, baik itu jalan raya, rel kereta api, jalan tol ataupun pelabuhan, sebab ini adalah pemakai dengan biaya yang sangat besar bagi negara.”