Sun. Apr 9th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Internasional – Unit Baru Intel Australia Untuk Lacak Dana Teroris

2 min read

Otoritas Australia baru baru ini mendirikan unit intelijen siber untuk mengidentifikasi aliran dan terorisma, pencucian uang dan berbagai tindak penipuan keuangan secara daring. Langkah ini dilakukan pemerintah Australia karena terdapat berbagai ancaman terhandap keamanan nasional yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Perdana Menteri Australia, Malcolm Trunbull mendukung penuh langkah pemerintahannya, Turnbull yang menang tipis dalam pemilihan ulang bulan lalu, mengkampanyekan meningkatkan keamanan siber Australia dan mengubah kondisi ekonmi negaranya menjadi pusat bisnis berbasis teknologi.

Michael Keenan selaku Menteri Kehakiman menyatakan bahwa unit intelijen baru ini dibentuk dan di bawahi badan pelacak uang Pusat Analisis dan Pelaporan Transaksi Australia (AUSTRAC) untuk menyelidiki kerangka pembayaran daring dan keuangan siber demi memberantas tidak pencucian uang dan kriminal siber.

“Kami tahu bahwa penggunaan identitas palsu terus menjadi kunci tindak kejahatan serius dan terorganisir, dan terorisme,” bunyi pernyataan resmi dari Keenan yang di rilis pada hari Selasa (9/8) seperti yang di kutip oleh Reuters.

Pernyataan dari perdana menteri Australia juga menyebutkan bahwa unit AUSTRAC yang baru akan bekerja dengan lembaga pengawas identitas yang di danai pemerintah Australia dan Selandia Baru, ID Care, untuk memberantas praktik penipuan rekrutmen pekerjaan yang kerap kali digunkan oleh sindikat kejahatan untukmerekrut warga tak bersalah untuk mengirimkan sejumlah uang lintas negara.

Unit baru ini rencananya juga akan bekerja sama dengan Jaringan Pelaporan Daring Kejahatan Siber Australia untuk mengidentifikasi pola dan tren yang bisa menunjukkan penipuan keuangan dengan skala yang besar atau metode yang mereka gunakan untuk tindakan penipuan.

Media Reuters pada sebelumnya melaporkan bahwa praktik penipuan dengan skala besar ini terjadi akibat keputusan sejumlah bank di Australia yang telah berhenti melayanitransaksi remitansi, atau pengiriman uang antar negara. Keputusan itu mendorong praktik yang dilakukan secara ilegal yang sulit dilacak oleh pihak yang berwenang.

Pada bulan Februari yang lalu, sejumlah peretas tak dikenal mencoba melakukan tindakan pencurian uang hampir US$ 1 miliar dari rekening bank sentral Bangladesh di Federal Reserve Bank of New York, dan berhasil mentransfer US$ 81 juta untuk empat rekening di RCBC di Manila, Filipina.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *