Internasional – Turki Tangkap Pemimpin Partai Pro-Kurdi

Seorang pemimpin partai pro-Kurdi, Demokrat Rakyat Turki (HDP) telah ditahan bersama dengan setidaknya 10 anggota parlemen. Hal ini dilakukan karena mereka enggan untuk memberikan kesaksian atas kejahatan terkait dengan propaganda terorisme.

Petugas kepolisian telah menggerebek sebuah rumah di Ankara yang ditinggali oleh pemimpin partai, Selahattin Demitras, serta menangkap Figen Yuksekdag di rumahnya di kota Diyarbakir yang merupakan kota terbesar di Turki yang mayoritas penduduknya adalah etnis Kurdi di wilayah tenggara Turki pada Jumat (4/11) pagi.

Demitras, seroang pemimpin karismatik yang dikenal sebagai Obama dari Kurdi oleh beberapa simpatisannya dan Yuksekdag telah menjadi targer oleh beberapa penyelidik terpisah selama beberapa bulan terakhir namin ini adalah untuk pertama kalinya dua pemimpin partai tersebut ditahan.

Setidaknya 10 anggota parlemen dari partai HDP juga telah ditahan, pengacara mengatakan bahwa hal ini adalah ekskalasi utama tindakan keras pemerintah untuk para lawan-lawannya yang dibangun dari kudeta gagal pada bulan Juli tanggal 15 silam. Razia ini juga berlangsung di kota-kota wilayah tenggara seperti di Van dan Bingol.

Penggerebekan ini dilakukan berlatar belakang meningkatnya kritikan atas pembersihan yang dilakukan oleh pemerintah, yang pada awal pekan ini juga telah mengeluarkan surat perinta penangkapan terhadap editor dan staf dari Cumhuriyet, koran oposisi utama di negara tersebut serta aksi pemecatan yang di lakukan di gendarmerie baru-baru ini.

Ankara menuduh para politisi HDP telah menunjukkan simpati mereka serta bertindak untuk memajukan kepentingan pihak Partai Pekerja Kurdi (PKK), kelompok separatis yang terlibat dalam pemberontakan terhadap pemerintah.

Perundingan perdamaian sempat digalakkan pada tahun lalu dan berujung gagal di tengah tuduhan bahwa PKK telah mempersenjatai diri kembali dan telah berupaya berafiliasi dengan Justice and Development party (AKP) unutk bersekutu dengan blok nasionalis di parlemen.

Pembersihan terhadap polisi dan lembaga media ini adalah merupakan bagian dari tindakan keras terhadap apa yang dikatakan pemerintah sebagai personil dan organisasi yang berkaitan dengan Fethullah Gulen, seorang pengkhotbah yang berbasis di Amerika Serikat yang dituduh sebagai dalang dari aksi kudeta yang lalu.