Internasional Terpopuler – Minta Tebusan, ISIS Sandera 2 Warga Jepang
2 min read
Pihak Militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) lagi-lagi merilis sebuah video terbaru dan menampilkan 2 sandera dengan kewarganegaraan Jepang. Militan ISIS mengancam segera membunuh mereka berdua apabila pihak pemerintah Jepang tak mau membayar dana tebusan. Besaran uang tebusan yang telah diminta oleh ISIS pda tayangan video itu mencapai US$ 200 juta yang setara dengan Rp 2,5 triliun. Ntuk tenggat waktu yang diberikan adalah selama 72 jam terhitung mulai video itu dirilis pada hari ini.
Pada tayangan video milik ISIS tersebut, seperti yang dilansir oleh AFP, pada Selasa (20/1/2015), nampak seorang pria yang adalah salah satu dari anggota ISIS memakai pakaian ang serba hitam serta memegang sebiah pisau kemudian lalu berbicara dengan bahasa Inggris. Sosok pria itu lantas berdiri di antara kedua sandera yang memakai seragam tahanan khas berwarna oranye. “Anda mempunyai waktu 72 jam guna menekan pemerintah Anda supaya mau membuat keputusan yang bijak dan membayar uang sejumlah US$ 200 juta demi menjamin keselamatan dari warga Anda,” demikian bunyi pernyataan pria pada video ISIS itu.
Pria itu juga menyebutkan bahwa, permintaan dana tebusan tersebut adalah kompensasi untuk bantuan nonmiliter yang telah ditawarkan oleh PM Shinzo Abe pada kunjungannya menuju Timur Tengah. Memang diketahui ketika berkunjung di Kairo, Mesir di tanggal 17 Januari yang lalu, PM Abe sempat menawarkan adanya bantuan nonmiliter senilai US$ 200 juta guna membantu Mesir dalam memerangi ISIS. Menanggapi adanya ancaman tersebut, pemerintah Jepang pun mengaku bahwa pihaknya sedang memeriksa serta mempelajarinya.
“Kami sudah tahu terkait adanya laporan itu. Saat ini kami sedang membahas secara lebih lanjut masalah ini,” kata salah eorang pejabat pada Divisi Pencegahan Terorisme dalam Kementerian Luar Negeri Jepang, yang tak mau disebutkan namanya tersebut. Salah satu dari sandera tersebut sempat muncul pada video ISIS tanggal Agustus 2014 yang lalu serta menyebut bahwa dirinya adalah Haruna Yukawa. Sementara sandera yang kedua diidentifikasi adalah Kenji Goto, seorang wartawan lepas dari Jepang.
