Internasional Terhangat – Momen Langka Dalam Long March Bersejarah
2 min read
Sebuah pemandangan yang amat langka terjadi dalam long march bersejarah dan melibatkan sejumlah pemimpin dunia yang diadakan di Paris, Prancis. Untuk pertama kali selama 4 tahun, PM Israel, Benjamin Netanyahu dengan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas ada dalam posisi saling berdekatan diantara ketegangan mereka. Seperti yang diketahui, baik hubungan antara Israel dengan Palestina senantiasa diwarnai oleh ketegangan. PM Netanyahu serta Presiden Abbas sering adu argumen sehubungan bermacam isu dan aksi kekerasan di wilayah mereka berdua.
Seperti yang dilansir oleh AFP, pada Senin (12/1/2014), kejadian ini menjadi suatu hal luar biasa sebab dua tokoh yang dikenal kurang akur dapat berjalan berdampingan serta sejajar pada aksi massal demi menghormati 17 korban yang tewas pada beberapa serangan terorisme Prancis, dalam sepekan belakangan. Pemimpin dunia tersebut berjalan saling mengkaitkan tangan dalam jajaran depan yang bersamaan dengan sedikitnya 3,7 juta orang yang lain. Walau begitu, Netanyahu serta Abbas terpisah empat pemimpin dunia yang lain. Nampak pula di antara rombongan Netanyahu serta Abbas ada pula Presiden Prancis Francois Hollande, Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita, Kanselir Jerman Angela Merkel, serta Presiden dari European Council Donald Tusk. Aksi long march bersejarah tersebut diadakan pada hari Minggu (11/1) waktu lokal.
Mereka semua berada di antara hingga puluhan pemimpin serta perwakilan diplomatik dunia yang lain yang turut serta pada long march bersejarah itu. Tanpa mengurangi makna dari aksi massal tersebut, kehadiran Netanyahu serta Abbas juga menjadi momen bersejarah sebab sejak lama mereka berdua tidak berada di lokasi yang sama, dalam posisi yang sedekat itu. Dengan adanya perundingan Timur Tengah yang berujung buntu, maka kedua tokoh tersebut terakhir kalinya berjumpa sekitar 4 tahun yang lalu. Tetapi pada kali ini, tak ada agenda pertemuan guna lakukan pembahasan terkait isu tertentu. Tak hanya Netanyahu dengan Abbas, ada juga Presiden Ukraina Petro Poroshenko serta Menlu Rusia Sergei Lavrov. Ukraina dengan Rusia pun juga sedang ada ketegangan usai pencaplokan wilayah Crimea.
