Internasional – Baku Tembak Antara Turki dan Etnis Kurdi Tewaskan Seorang Tentara
2 min read
Satu tentara dilaporkan tewas dan tiga polisi lainya mengalami luka luka dalam sebuah baku tembak dengan militan Kurdi di wilayah Turki bagian tenggara pada hari Senin 22/8/2016. Sumber dari pihak militer mengatakan bahwa saat ini aksi kekerasan tengah melonjak di berbagai wilayah.
Sebelumnya, aksi bom bunuh diri oleh seorang anak kecil berusia 12 tahun pada Sabtu malam di sebuah pesta pernikahan di kota Gaziantep, menewaskan 51 etnis Kurdi. Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan aksi bom bunuh diri itu dilakukan oleh kelompok militan ISIS.
Serangan itu merupakan serangan yang paling mematikan dalam serangkaian bom yang terjadi di berbagai wilayah di Turki tahun ini, mereka menyalahkan kelompok militan ISIS dan para kelompok yang menentang kepemimpinannya. Partai Pekerja Kurdis (PKK), sebuah kelompok militan terlarang telang meminta otonomi khusus intuk 15 juta orang etnis Kurdi di wilayah Turki.
Salah satu anggota terkuat NATO itu juga sempat bergejolak pada 15 Juli yang lalu akibat usaha kudeta yang berhasil digagalkan, yang menewaskan sekitar 340 orang, termasuk 100 tentara disertir yang ikut melancarkan kudeta.
Sumber keamanan juga mengatakan bahwa seorang gerilyawan PKK perempuan juga tewas dalamsebuah baku tembak yang meletus pada waktu fajar di pos pos keamanan di kota Nazimiye di wilayah provinsi Tunceli, sekitar 500 km timur laut dari Gaziantep.
Pihak berwenang saat ini memberlakukan jam malam di daerah Nazimiye, pasukan keamanan dan beberapa helikopter militer juga di perbantukan di sana untuk memblokir wilayah Nazimiye.
Pada hari Minggu kemarin, PKK juga telah melakukan penyerang dengan target kendaraan militer di Viransehir di wilayah provinsi Sanliurfa, menewaskan seorang tentara dan melukai empat tentara lainnya. PKK sendiri telah mengklaim atas serangan bom mobil yang terjadi di kota Elazig pada Hari Kamis kemarin, serangan ini menewaskan tiga orang dan melukai ratusan warga sipil.
Partai Kurdis ini melancarakan perlawanan terhadap pemerintahan Turki sejak tahun 1984 dan sekitar lebih dari 40 ribu orang dilaporkan tewas sebagian besar berasal dari etnis Kurdi Suriah, yang juga melawan ISIS di wilayah Suriah bagian utara dan telah didukung oleh Amerika Serikat dan para sekutunya.
