Fri. Apr 14th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Info Unik Nasional – Ironi Pasar Senen, Tempat Tongkrongan Seniman Hingga Preman

2 min read

Warga Jakarta duku menyebutnya dengan Pasar Snee. Pasar yang dibangun ditahun 1735 lalu, kemudian lebih dikenal dengan nama Pasar Senen ini memang pada awalnya hanya buka dihari Senin. Tetapi mulai tahun 1766, pasar yang kerap ramai dikunjungi ini akhirnya buka setiap hari dan tidak hanya Hari Senin saja.

Di tahun 1930an, pasar ini tidak hanya menjadi sekedar pasar biasa dan tempat jual-beli. Tetapi ini juga menjadi “pasar gagasan” untuk para intelektual muda pada era pra-kemerdekaan yang senang mendiskusikan sudut bangunannya. Meskipun mereka kerap bertransaksi, barangkali paling sering mereka jual-beli buku di belakang bioskop Grand, tukang loak “Nasution”.

Di pasar itu para intelektual muda tersebut berkumpul. Chairul Saleh, Adam Malik hingga Soekarno, Hatta disebut sering menggelar sebuah pertemuan di kawasan tersebut.

Setelah era kemerdekaan atau tepatnya di sekitar era 1950an, pasar ini juga menjadi sebuah tempat tongkrongan favorit untuk para seniman, sebelum pada akhirnya mereka pindah ke TIM (Taman Ismail Marzuki) di Cikini yang dibangun pada tahun 1968. “Seniman Senen” ini juga kerap disebut sebagai seorang pendiri aktivitas kebudayaan di Taman Ismail Marzuki saat ini.

Jika para seniman adalah salah satu wajah Pasar Senen yang sangat berbudaya, maka premanisme adalah wajah buruk pasar tersebut. Dengan roda ekonomi yang terus berputar, Pasar Senen jelas menjadi sebuah lahan basah untuk preman – preman. Bahkan dulu muncul sebuah lelucon, jika Anda kecopetan di Jakarta, maka barang Anda akan ketemu di Pasar Senen, tempat para pencopet dan para preman tersebut kumpul.

Setelah sekitar 100 tahun, sebagian besar bangunan pasar kini kondisinya sangat memprihatikan setelah dilahap Si Jago Merah. Di tahun 2010, kebakaran terjadi di Blok VI dan menghabiskan 250 kios serta 80 lapak dari para pedagang kaki lima atau PKL, dengan kerugian diperkirakan sampai Rp. 8,5 Miliyar. Usai peristiwa tersebut, Blok VI belum juga direnovasi sampai sekarang.

Kemarin, giliran Blok III yang harus hangus dan dilanda kebakaran besar. Diperkirakan sekitar 2000 kios hangus ludes terbakar, meskipun api tidak akan pernah dapat menghilangkan sejarah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *