Info Politik Teraktual – Wah Ada Kubu Baru Lagi Dalam Golkar!

Dualisme kepemimpinan dalam internal Partai Golongan Karya tidak juga mereda bahkan perseteruan antara kubu Agung Laksono melawan Aburizal Bakrie (Ical) tersebut justru semakin memanas. Kian rumitnya konflik dalam tubuh partai pohon beringin tersebut menjadikan gerah banyak politisinya. Baru-baru ini kubu ketiga dalam Golkar pun malah muncul. Dimotori Hutomo Mandala Putra atau terkenal dengan panggilan Tommy Soeharto yang sekaligus menjadi anggota Dewan Pertimbangan Golkar Munas Bali.

Sosok putra dari mantan Ketua Dewan Pembina Golkar, Soeharto tersebut berusaha ‘menggalang’ Dewan Perwakilan Daerah tingkat I serta tingkat II demi mengadakan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub). Opsi Munaslub tersebut digelar supaya Partai Golkar lekas mempunyai kepengurusan sah serta dapat mengikuti perhelatan pemilihan kepala daerah yang mana pendaftarannya segera dimulai tangal 26 hingga 28 Juli 2015 mendatang.

Kepastian hal tersebut dikatakan asisten pribadi dan staf khusus Tommy, Tri Joko Susilo. “Ada sejumlah 28 DPD I yang setuju, mereka berorientasi demi penyelamatan Golkar yang mana sudah pesimistis terhadap hasil PTUN dan keputusan dari Menkum HAM,” papar Tri ketika berbincang bersama wartawan, pada Senin (11/5/2015). Tri menyatakan bahwa dukungan 28 DPD I itu segera dilaporkan pada Akbar Tandjung.

Akbar Tandjung dikatakan memiliki gagasan yang sama dengan yang diniliki Tommy. Selain itu, Akbar yang sekaligus menjadi mantan Ketua Umum dari Partai Golkar tersebut memang hendak mengusulkan gelaran Munaslub demi menyudahi dualisme kepemimpinan dalam partai yang memiliki warna khas kuning tersebut. “Kami segera menemui Akbar Tandjung pada sore ini,” aku Tri.

Di lain sisi, Akbar Tandjung pada wartawan hari ini mengaku masih belum dihubungi oleh Tommy Soeharto terkait gelaran Munaslub tersebut. Akan tetapi ia mengaku mempunyai solusi yang serupa dengan yang dimiliki Tommy sehubungan dengan penyelesaian konflik Golkar tersebut, yaitu Munaslub. Akbar mengatakan sesuai dengan AD/ART, Munaslub dapat digelar Golkar dalam beberapa syarat. Diantaranya ketika partai sedang dalam kondisi terancam, serta mendapat dukungan hingga 2/3 dari Dewan Pengurus Daerah.