Fri. Apr 14th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Info Nasional Terbaru – Kasus Yayasan Supersemar, Ini Kata Keluarga Soeharto

2 min read

Putri almarhum mantan Presiden Soeharto, Siti Hediati Soeharto, membeberkan terkait persoalan Yayasan Supersemar yang tak ada hubungannya terhadap keluarga Cendana. Keputusan eksekusi aset dengan ramalan nilai mencapai Rp 4,4 triliun tersebut diaku sepenuhnya sudah menjadi wewenang yayasan. Titiek Soeharto mengatakan bahwa MA sudah meralat putusan tersebut dan tak ada unsur tuntutan kepada individu Soeharto dan ahli warisnya. Tetapi Titiek juga tidak mengamini putusan yang menilai Yayasan Supersemar sudah menyalahgunakan duit negara.

Titiek menerangkan bahwa di 1975 ada Peraturan Presiden dan disusul oleh keputusan pada Peraturan Menteri Keuangan dimana 5% dari sisa laba bank pemerintah dipakai guna membantu pendidikan lalu disalurkan lewat Yayasan Supersemar. Lalu dana yang berhasil dihimpun yayasan tersebut hidup, papar Titiek, totalnya adalah sekitar Rp 309 miliar. Sementara jumlah beasiswa yang digelontorkan Yayasan Supersemar nilainya menyentuh Rp 504 miliar. Berdasar hitungan ini, Titiek berasumsi dana dari bank habis untuk beasiswa. “Jadi tak ada penyalahgunaan duit pemerintah. Itu adalah dana yayasan,” tegas Titiek dari Parlemen Senayan, Jakarta, hari Jumat (14/8).

Titiek juga mengatakan bahwa dana yayasan tak sekedar didapat dari dana CSR bank, tetapi juga dari masyarakat, pihak swasta baik dalam dan luar negeri, juga dari kalangan konglomerat. Satu diantara tudingan penyelewengan dana oleh Yayasan Supersemar ialah aliran dana penanaman modal pada Bank Duta. Titiek membantah ini dilakukan guna membantu keuangan perusahaan. Kebetulan Bank Duta yang jadi tempat penanaman modal tersebut bangkrut. Dana yang diberikan juga bukan milik pemerintah, tetapi hasil sumbangan pinjaman yayasan pada pihak swasta.

Titiek menegaskan Yayasan Supersemar adalah yayasan yang dibuat almarhum ayahnya di tahun 1974 silam yang bertujuan demi mencerdaskan kehidupan bangsa. Saat itu, pemerintah belum mampun menyekolahkan semua rakyatnya sendirian. “Maka didirikanlah yayasan, untuk menampung sumbangan dari kalangan konglomerat lalu dari bank milik pemerintah sendiri cuman 5% saja dari sisa labanya. Gak seberapa. Lagipula Itu juga untuk negara,” terang dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *