Sun. Apr 16th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Info Mancanegara Teraktual – AS Menggaji Pemberontak Suriah Demi Lawan ISIS

2 min read

Kabar terbaru dari konflik yang dipicu oleh keberadaan ISIS ialah tentang anggota dari pemberontak Suriah yang bersedia dipekerjakan oleh Amerika Serikat untuk memerangi kelompok militan garis keras di Irak Suriah tersebut. Pemberontak diketahui menerima pelatihan militer dari AS demi melawan para gempuran militan ISIS. Selain itu, pemberontak Suriah tersebut juga menerima gaji mulai US$ 250 (setara Rp 3,3 juta) sampai dengan US$ 400 (setara Rp 5,3 juta) untuk tiap bulannya, tergantung pada tingkat keahlian, performa serta posisi dari kepemimpinan mereka di medan pertempuran.

Terkait gaji bulanan itu, sempat disampaikan oleh Elissa Smith, juru bicara Departemen Pertahanan AS ataupun Pentagon sesuai dengan yang dilansir oleh kantor berita Reuters, pada hari Selasa (23/6/2015). Walau demikian masih belum jelas banyak pemberontak Suriah yang saat ini mendapat gaji itu. Juru bicara asal Pentagon yang lain, Kolonel Steve Warren menyebut bahwa sedikitnya ada 200 pemberontak Suriah kini menerima pelatihan militer oleh AS. Sejumlah 1.500 orang yang lain sudah merampungkan proses penyaringan demi bisa mengikuti pelatihan.

Sebelumnya di bulan Mei yang lalu, Menteri Pertahanan AS, Ash Carter mengatakan bahwa anggota pemberontak Suriah yang bersedia ambil bagian pada misi AS dalam memerangi ISIS dapat memperoleh “kompensasi”. Akan tetapi, ia tak menyebutkan perihal angkanya dalam pernyataan tersebut. Sedikitnya 6 ribu warga Suriah sudah berpartisipasi sukarela pada usaha AS dalam melatih serta mempersenjatai pemberontak moderat Suriah tersebut. Seperti yang dikatakan oleh Warren pada pekan yang lalu, usaha tersebut berjalan agak lamban dari yang diharap lantaran terjadi komplikasi pada seleksi  serta dan membawa keluar Suriah guna ikut pelatihan.

Sementara itu, Kapten AL Scott Rye, selaku juru bicara dari gugus tugas gabungan di Suriah (Combined Joint Interagency Task Force-Syria) mengatakan beberapa relawan terpaksa berhenti dan dikeluarkan. Dikatakan pula oleh Rye bahwa, alasannya juga bermacam-macam, dari yang tak dapat menunjukkan kartu identitas sampai belum cukup umur serta kurang sehat untuk ikut pelatihan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *