Berita Nasional Terkini – Pengadilan Tipikor Digeruduk Puluhan Kades
2 min read
Dilaporkan bahwa Tipikor (Pengadilan Tindak Pidana Korupsi) Jakarta kembali menggelar sidang lanjutan untuk kasus dugaan suap dalam pengurusan gugatan sengketa Pilkada Kab. Pulau Morotai, dengan terdakwa yaitu Rusli Sibua. Suap yang disodorkan oleh Rusli Sibua beserta pengacaranya, Sahrin Hamid tersebut bertujuan supaya Akil Mochtar mau mempengaruhi hasil dari gugatan sengketa Pilkada Morotai yang sedang ditangani oleh hakim MK.
Akan tetapi, sidang yang sedianya dimulai pada pukul 10.00 WIB itu sampai pukul 13.00 WIB tak kunjung dimulai. Ruang sidang pada lantai 1 Pengadilan Tipikor sedang digunakan dalam sidang kasus suap OC Kaligis. Dari pantauan lokasi, hingga puluhan pendukung Rusli telah memenuhi luar ruangan sidang. Selain halnya keluarga dan kolega, mayoritas pendukung Rusli tersebut adalah kepala desa pada Kab. Pulau Morotai.
Tanpa merasa sungkan, mereka dengan seragam dinas cokelat itu mengaku ingin memberikan dukungan moril pada Rusli Sibua yang dituduh memenangkan sengketa pilkada usai menyuap Ketua MK, Akil Mochtar. Jamin H Goraahe, salah seorang pendukung Rusli mengatakan bahwa kedatangan mereka sekaligus demi melihat seperti apa kondisi Rusli. Selama hidup di tahanan, mereka memang belum sempat menjenguk Rusli. Mereka sekaligus ingin mengadakan studi banding di Kemendes PDTT (Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi). “Kami juga dalam rangka tugas, sebab kami sedang ada di sini, maka kami mau sekalian menjenguk bapak Bupati, memang ada yang salah kalau kami menjenguk pimpinan?” kata Jamin di Jakarta, pada Kamis (10/9/2015).
“Acara studi banding di Kemendes PDTT, diikuti kurang lebih oleh 40 orang kades. Saat sela tugas, kami ingin menjenguk. Nantinya kami juga balik lagi Kemendes PDTT sebab juga masih ada kegiatan,” sambung pria yang menjadi Kepala Desa Daeo Majiko, Kec. Morotai Selatan tersebut. Dia berpendapat bahwa Rusli merasa cukup senang atas dukungan yang diberikan secara langsung oleh para kepala desa. “Beliau senang saat kami jenguk. Kami memohon agar kasus ini bisa diselesaikan, sebab kami menganggap bahwa bupati kami tak bersalah,” tutup Jamin.
