Berita Nasional – Polri Sulit Selidiki Video ISIS Anak-anak Indonesia
2 min read
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan bahwa anggotanya sulit dalam mendeteksi kebenaran video rilisan anggota ISIS yang memperlihatkan sejumlah anak kecil berbahasa Indonesia. Ia mengaku lokasi pengambilan video itu cukup sulit untuk ditemukan yang sekaligus menyulitkan polisi. “Susah sebab kita tidak bisa masuk ke sana,” ujar Badrodin ketika ditemui di Mabes Polri, Senin (23/5).
Sehubungan dengan anak-anak yang dilibatkan pada video tersebut, Badrodin pun tak yakin bila mereka semua adalah WNI. Sebab bisa saja, lanjut Badrodin, anak-anak tersebut tak hanya berasal dari Indonesia tetapi gabungan negara lain. Berdasar hasil penelusuran Polri, tiap kali ISIS merilis video semacam itu, orang-orang yang ada di dalamnya tidak hanya berasal dari 1 negara saja. Orang yang masih serumpun, terang Badrodin, biasanya dikumpulkan jadi satu.
Penelusuran inilah yang dijadikan dasar Badrodin mengatakan bahwa belum tentu anak dalam video ISIS itu semuanya dari Indonesia. “Kami belum bisa menjelaskan apakah mereka itu 100 persen dari Indonesia sebab bisa saja gabungan dari Filipina, Indonesia atau negara lain,” kata dia.
Diberitakan sebelumnya, Wapres Jusuf Kalla sempat ragu atas keaslian video ISIS berisi anak-anak kecil tersebut. ia mengatakan bahwa tidak ada yang dapat memastikan apakah mereka benar WNI atau bukan. “Video ini bisa dibuat di mana saja, serta tidak bisa memberikan indikasi kalau itu anak-anak kita,” terang Jusuf Kalla ketika ditemui dari Istana Wakil Presiden Indonesia, Jumat (20/5).
Sebelumnya, sebuah video diduga rilisan ISIS beredar di internet belum lama ini. pada video itu ada anak-anak Indonesia sedang dilatih menembak serta memusushi pemerintah Indonesia. Video selama 15 menit tersebut beredar di media sosial dan Youtube. Rekaman tersebut dibuat dalam koreografi yang terarah dengan kamera canggih. Pada awal video, kelompok ISIS mengurai apa saja kesalahan pemerintah Indonesia, Malaysia, Filipina serta negara yang memiliki jumlah Muslim banyak, sebab tak taat pada perintah Islam serta memilih tunduk kepada Amerika. Mereka lalu mengajak bergabung bersama ISIS.
