Berita Nasional – Polisi Tindak Pelaku Pembakaran Hutan di Sumatera Kalimantan
2 min read
Dilaporkan bahwa kasus kebakaran hutan serta lahan pemicu bencana kabut asap pada wilayah Sumatera dan Kalimantan gencar diselidiki. Terbaru sudah ada 107 nama yang dijadikan tersangka dalam kasus pembakaran ini. “Tersangka ada 107. Yang telah dinyatakan lengkap penyidikannya yaitu 21 perkara di Riau,” terang Kombes Pol Suharsonbo, Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri di Mabes Polri, Jakarta, hari Senin (14/9/2015).
Suharsono juga mengatakan bahwa sejumlah 68 perkara kini sudah memasuki ranah penyidik beberapa Polda. Diantaranya ada 13 perkara milik Polda Riau, 16 perkara milik Polda Sumatera Selatan, 28 perkara milik Polda Kalimantan Tengah, 6 perkara pada Polda Kalimantan Barat serta 5 perkara pada Polda Jambi.
Dia juga menuturkan bahwa sampai dengan saat ini ada 1.205 hotspot tersebar pada wilayah Sumatera serta Kalimantan. Dari jumlah titik api itu, yang paling banyak ada di kawasan Sumatera Selatan. Sedangkan jumlah personel yang dikerahkan demi membantu pemadaman api berjumlah 3.226 orang. “Bagi wilayah yang ada kebakaran pada 52 kabupaten dari total ke 5 wilayah yang tadi sudah disampaikan,” kata Suharsono.
Sementara itu, Polda Riau juga sedang mengejar pelaku pembakar hutan serta lahan di wilayahnya. Jumlah pelaku yang sudah tertangkap mencapai 40 orang. Seluruhnya telah diproses oleh Polda Riau. Tidak hanya tersangka dari pihak perorangan, Brigjen Pol Dolly Bambang Hermawan, Kapolda Riau juga mengatakan bahwa pihaknya sedang mengusut nama 4 perusahaan yang kuat diduga sudah membakar lahan secara sengaja. “Satu perusahaan di daerah Pelalawan. Kasusnya juga sudah dinaikkan tahap penyidikan. Sedangkan 3 perusahaan lain masih penyelidikan. 3 perusahaan tersebut ada di Kab. Indragiri Hulu,” beber Dolly dari Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, hari Senin (14/9/2015).
Ia menegaskan bahwa lahan perusahaan yang dituding sengaja dibakar sudah disegel menggunakan police line. Selain dari penyidik, tak boleh ada yang memasuki lahan perusahaan yang sedang diusut itu. “Dipatok juga lahannya. Lalu diberi tulisan dalam penyelidikan. Maka tak ada yang boleh memasuki lahan itu, selain penyidik,” kata Kapolda.
