Berita Nasional – KMP Akan Mem-Backup Setyo Novanto
2 min read
Koalisi Merah Putih akal membela serta pasang badan untuk membantu ketua DPR Setyo Novanto terkait dugaan meminta saham Freeport dengan mencatut nama presiden serta wakil presiden. Di hadapan elite-elite KMP, Setnov sapaan akrab Setyo Novanto menjelaskan bahwa secara utuh terkait pertemuannya serta membantah bahwa dirinya sudah meminta saham kepada PT Freeport.
Fadli Zon selaku Wakil Ketua DPR mengungkapkan bahwa KMP telah menentukan sikap politik terkait pembelaan kepada Setya Novanto. Karena Setnov dianggapnya tak bersalah.
“Kalau Bapak Prabowo semalem sudah bilang, semisal ada kawan harus kita bela. Tetapi kalau salah, ya harus di hukum. Kalau memang benar ya apalagi kita, friend is in depth,” ungkap Fadli ketika ditemui di Warung Daun, Jakarta pada Sabtu 21/11/2015.
Prabowo serta elit KMP lainnya akan membela Setnov di dalam kasus yang saat ini tengah menjeratnya. Salah satunya apabila nanti DPR akan membentuk Pansus Freeport, maka seluruh parpol yang bergabung di dalam KMP akan langsung memasang badan demi Setnov.
Kata Fadli, berdasarkan penjelasan dari Setnov, tidak ada percakapan terkait permintaan saham serta mencatut nama presiden dan wapres. Bahkan, menurutnya tidak ada rekaman yang telah menyebutkan terkait hal tersebut, bahkan transkip yang kabarnya beredar itu mengada-ada saja.
“Tidak ada itu, hanya diadakan saja. Bahkan saya berani berdebat pada bagian mana Setnov mencatut saham. Yang bilangnya Papa Minta Saham tersebut hanya kalimatnya. Namun otaknya dimana? Sudah mengatakan bahwa dimana dia telah meminta saham. Coba baca dong transkripnya, ada enggak itu?,” jelasnya.
Fadli dengan tegas menjelaskan KMP akan membela serta membackup Setnov sampai kelar kasusnya. Pada satu sisi, KMP tetap menghormati kepada proses pada Mahkamah Kehormatan Dewan DPR.
“Kita akan bersikap serta menghargai MKD, namun kita tetap mendukung apa yang sudah dikatakan oleh Setyo Novanto. Kita pasti membackupnya lah,
tegas Fadli.
“Kita akan mendukung secara moril serta secara politik. Pak Setnov belum tentu bersalah, gitu saja. Kenapa yang betul bisa salah namun seolah-olah pasti akan bersalah. Namun yang salah tidak diapa-apakan,” tandasnya.
