Berita Nasional – Harga Garam Turun Drastis, Petani Garam Merugi
2 min read
Petani garam yang ada di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat mulai mengeluhkan harga garam yang kian anjlok. Bahkan sampai menyentuh angka Rp 200 per kilogramnya. Demi meminimalisir tingkat kerugian, para petani pun memilih untuk menimbun garam yang ada di tambak dengan menumpuknya di tepi jalan.
Taryudi, salah seorang petani garam mengungkapkan bahwa penurunan harga garam di tahun ini sungguh sangat merugikan para petani garam seperti dirinya.
“Dalam seminggu ini sudah turun beberapa kali, kemarin masih Rp 220 per kilonya, sekarang tinggal Rp 200,” ungkap Taryudi sebagaimana dikutip dari Antara pada Sabtu 5/12/2015.
Taryudi juga menjelaskan bahwa dirinya tidak ingin terus merugi, sehingga dia serta beberapa petani garam yang lain pun memilih untuk menimbun garam hasil panenan mereka dari tambak ke pinggir jalan. Mereka juga berharap bila harga garam bisa lebih baik pada musim penghujan saat ini.
Penurunan harga garam di musim panen saat ini terus menurun. Dimana harga Rp 600 rupiah per kilogramm sekrang sudah turun jauh mencapai angka Rp 200 rupiah saja. Hal ini tentu saja tidak diinginkan oleh para petani garam, terutama yang ada di daerah sekitaran Cirebon.
Sementara itu, Warto salah satu pengepul garam mengungkapkan bahwa pada musim panen saat ini, memang tidak sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini terjadi karena stok garam sedang melimpah serta permintaan tidak ada kenaikan. Selain itu, juga karena adanya garam import yang telah masuk ke Indonesia.
“Sekarang para petani sedang melimpah panennya, nemun kami juga cukup kesulitan menjualnya sebab saat ini permintaan garam juga mengalami penurunan yang cukup drastis,” ungkap Warto.
Warto pun mengaku bahwa dirinya juga terpaksa melakukan penimbunan garam yang sudah dibelinya dari para petani. Itu dimaksudkan supaya pada musim hujan yang akan darang, harga garam mampu naik serta stabil. Warto juga menuturkan bahwa saat ini harga garam memang tidak menentu. Hal itu bisa saja terjadi karena adanya stok yang banyak karena impor garam serta permintaan yang menurun tidak seperti dulu lagi.
