Sun. Apr 9th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Berita Nasional – Dibubarkan, Pelatihan Semi Militer di Gunung Sumbing

2 min read

Kelompok Jamaah Ansharus Syariah (JAS) memberikan bantahan bahwa mereka menggelar latihan semi militer di lokasi Gunung Sumbing, Jawa Tengah. Endro Sudarsono selaku Humas JAS Jawa Tengah menjelaskan bahwa kegiatan yang dilaksanakan kelompoknya tersebut merupakan acara Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Tanggap Bencana. Sedianya acara itu akan dilakukan dari Jumat hingga Minggu, 19-21 Februari 2016.

“Acara ini adalah diklat tanggap bencana, bukannya latihan militer. Diklat bertujuan untuk membekali anggota JAS mengantisipasi bermacam bencana alam di wilayah Jawa Tengah, menggunakan bermcama ketrampilan semisal P3K serta survival”, jelas Endro ketika menghadap Kapolres Temanggung, AKBP Wahyu Wim Harjanto, pada Sabtu (20/2) waktu dini hari.

Ia juga menambahkan bahwa peserta diklat ketika naik Gunung Sumbing tak membawa senjata tajam maupun senjata api dan senapan angin seperti yang ramai diberitakan. “Tak ada senjata tajam, tak ada senapan maupun senjata api”, sambung Endro. Demi keamanan, pihak JAS segera menarik seluruh peserta diklat turun lalu membubarkan diri.

Diberitakan sebelumnya, setelah menerima laporan masyarakat terkait keberadaan pelatihan semi militer di Gunung Sumbing, pada Jumat (19/2) pada pukul 16.00 WIB, jajaran Polres Temanggung segera menggerebek rumah milik warga bernama Suparlan di Dusun Jambon, Gandurejo, Kec Kedu Kab Temanggung. Rumah tersebut dijadikan markas kelompok JAS. Dalam rumah itu didapati 5 senapan angin, 3 senjata tajam serta tas berisi buku-buku keagamaan.

Pelatihan semi militer itu diketahui diikuti 50 personil, yang terdiri atas 30 orang asal Solo serta 20 orang asal Temanggung. Berdasar keterangan Suparlan, diketahui rombongan kelompok JAS menaiki lereng Gunung Sumbing melakukan pelatihan di area Tegal Sikandang Wonotirto milik Perhutani. Selain itu, para peserta pelatihan tersebut dilaporkan juga memakai atribut khas seperti sepatu PDL, celana hitam  PDL, kaos berlambang JAS, ransel punggung serta alas tidur.

“Mereka semua tiba di Jambon sejak Jumat waktu dini hari, lalu meneruskan bergerak menuju lereng gunung pada sekira pukul 9 pagi,” terang AKP Suharta, Kasat Reskrim Polres Temanggung.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *