Tue. Apr 11th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Berita Nasional – Benarkah Manusia Perahu Adalah Nelayan Malaysia?

2 min read

Salah seorang nelayan asal Pulau Derawan, Berau, di Kalimantan Timur, yang bernama Bahri dengan tegas menolak untuk menyebut 544 tersangka yang diringkus oleh aparat Indonesia adalah manusia perahu. Ia menganggap bahwa mereka merupakan nelayan dari Malaysia. “Mereka ini bukanlah manusia perahu, mereka adalah nelayan asing, nelayan asal Malaysia. Bohong, dusta jika mereka bilang adalah manusia perahu,” kata Bahri ketika berbincang santai bersama wartawan dari rumahnya, pada hari Rabu (26/11/2014).

Bahri sendiri mempunyai darah keturunan dari Suku Bajo, sebuah suku yang serupa dengan mereka yang dijuluki sebagai manusia perahu ini. Para nenek moyang Bahri dan mereka adalah sama, dari wilayah Bangau-Bangau, di Samporna, Malaysia. Maka dari itu, Bahri yang mana seumur hidupnya menghuni Derawan masih dapat berkomunikasi bersama mereka. “Kalau saya bertanya, karena bahasa kita sama, mereka bilang asal Bangau-Bangau, Malaysia. Mereka katakan punya hunian di sana. Maka dari itu, saat ada berita manusia perahu muncul, saya ucap itu salah. Mereka adalah nelayan asing,” tegas dia.

Bahri juga mengakui keberadaan mereka pada perairan Indonesia telah sangat  lama, kemungkinan semenjak era tahun 1980-an. Tetapi, pada saat itu, komunitas mereka masih terhitung jari. Bahri pun mengaku terkejut ketika patroli penangkapan mendapati jumlah mereka telah meledak sampai 544 jiwa.  Sebagai sosok nelayan yang tingal pada wilayah konservasi, Bahri pun merasa bahwa keberadaan mereka dapat mengancam keanekaragaman hayati pada perairan Berau. Karena nelayan lokal sebndiri hanya mau menangkap ikan pada kawasan tertentu.

“Jika mereka ini kan tidak. Terobos saja. Maka dari itu kami pun minta pada pusat agar lebih baik pulangkan saja mereka ke asalnya,” kata Bahri. Untuk saat ini, sejumlah 544 manusia perahu tersebut ditampung pada tenda kampung Tanjung Batu, di Berau. Mereka ini tak terdaftar menjadi warga negara Indonesia. Mayoritas mereka asal Samporna, Malaysia dan Filipina. Pihak pemerintah Indonesia, berdasarkan bukti yang ada, menganggap bahwa mereka telah mencuri kekayaan lautan Indonesia dan dijual pada negara lain. Menurut rencana, mereka segera dikembalikan namun masih menunggu koordinasi bersama beberapa kementerian.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *