Berita Mancangara – Lagi, Korut Uji Nuklir untuk Rudal balistik

Pimpinan tertinggi Korea Utara, Kim Jong-Un menginstruksikan untuk melakukan uji coba nuklir lagi. Namun untuk kali ini, mereka akan memasangkan hulu ledak nuklir lebih kecil terbaru, yang belakangan diklaim Kim sukses dibuat oleh negeri komunis tersebut.

Pada Rabu (9/3) waktu Korea, Kim sempat menyebut bahwa ilmuwan nuklir Korut sukses memperkecil ukuran dari hulu ledak nuklir agar lebih muat untuk diluncurkan bersama rudal balistik. “Hulu ledak nuklir sudah dibakukan supaya cocok bagi rudal-rudal balistik dengan cara memperkecil ukuran,” kata Kim seperti yang dikutip oleh kantor berita resmi Korut, KCNA serta dilansir oleh Press TV, pada Jumat (11/3/2016).

Selanjutnya di hari Kamis, 10 Maret, Kim menyatakan akan melakukan uji coba nuklir lagi demi memperkirakan seperti apa daya destruktif hulu ledak nuklir terbaru itu. Korut menyatakan bahwa pihaknya menjadi negara nuklir sejak tahun 2005 dan sudah menggelar 4 kali uji coba senjata nuklir, yaitu di tahun 2006, 2009, 2013 serta 2016. Selain itu, Korut juga melangsungkan berbagai macam uji rudal, termasuk di bulan kemarin.

Lantaran uji coba nuklir serta rudal itu, Pyongyang pun dijatuhi sanksi PBB. Sayangnya, sanksi-sanksi tersebut tidak mempan terhadap Pyongyang yang terus saja melakukan uji coba senjata nuklir. Belum lama, Kim juga memerintahkan agar senjata nuklir mereka selalu disiagakan seiring berjalanya latihan militer gabungan antara Korea Selatan dengan Amerika Serikat. Korut pun mengecam keras latihan tahunan itu.

Korut juga mengancam melancarkan serangan nuklir kepada Korsel dan AS, bila kedua negara tersebut tetap mengelar latihan gabungan. Pemerintah AS pun menanggapi ancaman serangan nuklir dari Korut ini dengan sikap serius. Walau demikian, AS akan tetap meneruskan latihan militer gabungan bersama Korsel walau jelas ditentang keras Korut.

Tercatat, ini bukan pertama kalinya Korut melontarkan ancaman terhadap AS dan Korsel sehubungan dengan latihan militer tahunan 2 negara tersebut. Dari dulu, Pyongyang menganggap bahwa latihan tersebut bersifat provokatif dan mengancam untuk mengambil tindakan. Walau demikian, AS maupun Korsel tidak menggubris dan tetap melaksanakan agenda militer itu tiap tahunnya.