Berita Mancanegara – Roket Kimia ISIS Hantam Militer Suriah

Media resmi Suriah memberitakan bahwa militan ISIS memakai senjata kimia dari jenis gas mustard saat menyerang pasukan militer Suriah di sebuah bandara militer pada provinsi timur Deir al-Zor perbatasan Irak. Media pemerintah itu pada Senin (4/1) tak menjelaskan berapa jumlah korban atas serangan ISIS ini tentara Suriah ini. ISIS berencana merebut bandara militer yang sedang dijaga ketat serta berada di selatan kota Deir al Zor, wilayah yang sekelilingnya dikuasai ISIS. “Para teroris melontarkan roket yang mengandung gas mustard,” seperti dikutip siaran stasiun televisi Ikhbariyah.

Deir al-Zor tergolong sebagai lokasi strategis yang menghubungkan pejuang ISIS di wilayah Irak dengan ibukota ISIS, Raqqa. Sementara media Amaq milik ISIS sempat menyatakan bvahwa para anggotanya melancarkan serangan dengan skala besar terhadap desa Jufrah, di dekat bandara. Pada berita Amaq tersebut dikatakan bahwa 2 pelaku bom bunuh diri menghantamkan kendaraan mereka ke barisan pertahanan Suriah, hingga menyebabkan “puluhan tewas.” “Pertempuran pun dilanjut dengan serangan terhadap pertahanan serta pos, kami pun berdoa pada Allah, kemenangan untuk Mujahidin,” pernyataan ISIS pada Amaq.

Observatory for Human Rights, organisasi pemantau HAM perang Suriah di Inggris melaporkan bahwa ISIS ngitit menggempur walau diserang dari udara. Militer Suriah yang sempat didukung serangan udara Rusia berhasil memukul mundur militan garis keras ini dari sejumlah desa dekat bandara itu Januari yang lalu, namun hingga kini ISIS masih tetap bercokol dari wilayah itu.

Observatory mengungkap bahwa pertempuran pecah di garis depan di utara Aleppo yang dikuasai oleh 2 kubu, pemerintah serta pemberontak. Militer Suriah sempat mengatakan setidaknya 400 anggota Front al-Nusra yang didukung al-Qaeda serta dilengkapi persenjataan berat menyerang beberapa pos militer di kawasan pedesaan Aleppo. Pernyataan dari militer menambahkan sedikitnya 8 warga tewas atas serangan mortir gerilyawan di kawasan pemukiman Sheikh Maqsud, serta menyebabkan beberapa terluka.

Gencatan senjata Suriah memang sudah berlangsung setidaknya 1 bulan diantara pemerintah dan sejumlah oposisi, kecuali dengan militan semacam ISIS maupun Front al-Nusra.