Berita Mancanegara – Gelombang Panas Ancam Populasi India

Setidaknya 330 juta orang di India menghadapi masalah kekeringan bersamaan dengan gelombang panas yang terjadi di negara tersebut. Masyarakat miskinlah yang menjadi pihak paling menderita lantaran kekurangan air sementara para petani kesulitan mengairi lahan mereka. Jumlah penderita kekeringan ini diungkap oleh PS Narasimha, seorang pengacara senior India dan dikutip AFP pada Rabu (20/4). Ia mengatakan bahwa jumlah penderita kekeringan tahun ini setara dengan sepertiga total populasi India dan tersebar di 10 negara bagian.

Kekeringan terjadi setelah 2 tahun belakangan ini India hanya mengalami hujan berintensitas rendah serta gelombang panas yang terjadi bagian timur negara tersebut. Ratusan orang di kalangan miskin India meninggal tiap tahunnya lantaran cuaca panas. Akan tetapi suhu ekstrem tahun ini dikhawatirkan semakin meningkatkan angka korban tewas.

Pihak Badan meteorologi India di Rabu memberikan peringatan gelombang panas untuk wilayah Orissa serta 2 negara bagian lainnya, dimana suhu diramalkan mencapai 45 derajat Celcius selama beberapa hari mendatang. Seluruh sekolah di kawasan Orissa terpaksa ditutup sampai minggu depan lantaran cuaca panas menyengat. Sedangkan untuk wilayah Bengal Barat, aksi demonstrasi juga terjadi akibat dari kekurangan air. “Kami tak pernah mencatat suhu yang setinggi ini selama 100 tahun terakhir,” ujar pejabat khusus bencana Orissa, P K Mohapatra.

Laporan keluarga maupun petani di daerah terpencil yang terpaksa berjalan sangat demi air lantaran sumur kering juga mengisi pemberitaan media lokal India. Narasimha menerangkan pemerintah sudah mengeluarkan dana bantuan untuk kawasan terdampak, utamanya pada daerah yang warganya mengalami kekurangan air lantaran pembatasan konsumsi.

Kalangan politisi India juga dikecam warga lantaran telah menghamburkan air ketika berkunjung ke lokasi kekeringan. Kecaman ini muncul pasca foto tangki air di negara bagian Karnataka digunakan menyiram jalanan berdebu menjelang kedatangan seorang menteri Selasa yang lalu. Akibat panas serta kekeringan ini pula, pengadilan memutuskan pertandingan kriket Liga Primer India dipindah ke wilayah yang tak kekurangan air. Sebab agenda semacam ini dikhawatirkan membuat negara bagian Maharashtra memboroskan air hanya untuk menjaga tingkat kelembaban lapangan olahraga.