Berita Lokal – Warga Probolinggo Serbu Rumah Dukun Santet

Warga yang jumlahnya mencapai ribuan asal Dusun Gilin 03/02 Kalibuntu, Kec. Kraksaan, Kab. Probolinggo, menyerbu rumah milik Ramli (60) yang diduga mempunyai ilmu santet, pada hari Jumat (11/12/2015). Akibat serbuan warga, kaca pintu serta jendela rumah menjadi pecah berantakan lantaran jadi sasaran lemparan batu warga setempat. Berdasar info di lapangan diketahui bahwa aksi pengrusakan ini terpicu oleh tetangga Ramli yang rumahnya jarak 100 meter yaitu Zaenal (23).

Zaenal menderita sakit hingga beberapa bulan lamanya. Warga pun menduga bahwa sakit yang diderita oleh Zaenal tersebut akibat santet yang dikirim oleh Ramli. Zaenal sendiri juga sempat dirawat RS Waluyo Jati Kraksaan namun akhirnya meninggal usai menerima perawatan medis.

Warga sebelumnya menduga Ramli mempunyai ilmu santet serta sebagian dari warga yang sakit hingga meninggal pun dianggap kena santet. Aksi perusakan terhadap rumah Ramli tersebut hampir menewaskan sang pemilik rumah, Ramli. Untungnya, Ramli masih sempat diselamatkan oleh petugas Polres Probolinggo. “Warga sini sudah geram, sebab kelakuan si Ramli itu. Sampai akhirnya semua warga sini kompak pada mengamuk, merusak rumah milik Ramli ini,” beber Anam, salah seorang warga.

Kompol Sujiono, Wakapolres Probolinggo mengatakan bahwa kasus perusakan terhadap rumah Ramli ini memang benar dipicu oleh isu santet. Warga mengatakan memang sudah beberapa bulan sebelumnya Ramli sudah menyantet Zaenal. “Kami sendiri belum bisa menyimpulkan, apa sebenarnya ini yang terjadi. Masalahnya Zaenal ini meninggalnya di rumah sakit. Lalu warga tak terima, sebab sebelumnya pada beberapa bulan lalu, warga juga menduga bahwa Zaenal disantet Ramli,” terang Kompol Sujiono ketika diwawancara dari lokasi kejadian.

Sujiono mengatakan bahwa ratusan personel asal Polres Probolinggo sudah dikerahan menuju lokasi demi melakukan pengamanan, kepada ribuan warga asal Kalibuntu yang berlaku anarkis. Untunglah semua masih bisa dikendalikan. Petugas segera menggelar olah TKP lalu berkoordinasi bersama pihak yang sedang berkonflik. “Kita menginginkan suasana agar tenang terlebih dahulu. Yang penting adalah pola penanganan terhadap isu santet ini haruslah proporsional,” sambungnya.