Sun. Apr 9th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Berita Lokal – Ratusan Opang Serbu Kantor Walikota Bandung

2 min read

Tukang ojek pangkalan (Opang) yang jumlahnya mencapai ratusan orang menggelar unjuk rasa di depan Balai Kota Bandung, Jl Wastukencana, pada Senin (26/10/2015). Mereka yang tergabung dalam PAD (Persatuan Arda Bandung) menuntut kepada pemerintah agar segera menghapus keberadaan ojek aplikasi (Go-Jek). Unjuk rasa ini menjadi demo terbesar yang pertama kali dilakukan oleh tukang ojek pangkalan kawasan Bandung.

“Kini pendapatan kami semakin menurun. Sehari cuma bisa dapat duit Rp 10.000 saja semenjak ada Go-Jek,” ujar Suryana (60), tukang ojek yang kerap mangkal di sekitaran Al Islam, Bandung. Selain halnya berkurangnya omzet, Suryana juga menilai ada perlakuan tidak adil bagi tukang ojek pangkalan. Sebab, agar memiliki izin sebagai tukang ojek pangkalan, mereka diwajibkan bayar puluhan juta, sementara Go-Jek dapat meraup untung hingga ratusan ribu setiap hari tanpa harus mengeluarkan modal besar. “Kami harus beli kartu anggota yang mahal. Bisa sampai Rp 15 juta,” katanya.

Adalah Bejo (40), tukang ojek yang lain, mengaku bahwa aksi ini dilakukan sebagai wujud kekecewaan mereka pada pemerintah yang tidak sanggup mengatasi konflik diantara Opang dan Go-Jek. “Jadinya ya ‘semut sama semut saling gigit’,” katanya. Ia juga mengatakan bahwa harusnya pihak Go-Jek bisa merangkul tukang ojek sebelum mereka mulai menjajah Kota Bandung.

“Harusnya yang dirangkul lah, kebanyakan kan dari warga yang sudah punya profesi itu yang masuk, sementara yang sudah ada dibiarkan saja. Katanya mau dirangkul, tapi mana buktinya?” keluhnya. Maka dari itulah, ia pun berharap supaya perusahaan Go-Jek Bandung segera ditutup supaya tidak terjadi perselisihan lapangan seperti yang kerap terjadi di wilayah Cibiru belakangan ini. “Kalau gak lekas ditutup, ya bakalan ribut terus,” ujarnya.

Sehubungan dengan soal rencana dari pihak Wali Kota Bandung yang segera memberikan aplikasi yang mirip dengan Go-Jek pada kalangan ojek pangkalan, pak Bejo ini pun memilih untuk menolak. “Kalau di pangkalan sih gak semua bisa pakai itu gadget, terlebih lagi yang umurnya sudah tua,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *