Berita Internasional – Wanita Telanjang Diarak Berkeliling Desa

Diberitakan bahwa seorang perempuan sempat ditelanjangi, kemudian dinaikkan ke punggung seekor keledai, lalu diarak berkeliling pada sebuah desa yang ada di India utara usai ia dituduh membunuh seorang keponakannya. Demikianlah penjelasan dari kepolisian lokal, hari Senin (10/11/2014). Warga desa tersebut juga telah mencoreng bagian wajah dari perempuan tersebut memakai jelaga serta menggundulinya, ha tersebut untuk mengikuti perintah dari dewan tetua desa yang ada pada distrik Rajsamand, di Rajasthan. Polisi kemudian menerangkan bahwa sejumlah 39 orang yang terpaksa ditahan sehubungan dengan insiden terjadi di hari Sabtu malam yang lalu, seperti yang dipaparkan Sudhir Joshi, perwira polisi.

“Perempuan yang berusia 40-an tahun tersebut dituduh oleh tetua desa telah membunuh keponakannya,” kata Joshi. “Warga desa kemudian memotong rambutnya lalu menghitamkan wajah serta menelanjanginya. Mereka kemudian menaikkan sang perempuan tersebut pada punggung dari seekor keledai, serta diarak berkekeliling desa selama 10 menit,” lanjut Joshi. Joshi juga melanjutkan bahwa semua yang telah dilakukan oleh warga desa kepada perempuan ini adalah perintah dari tetua desa. Hukuman yang keji tersebut dilakukan atas dasar sebuah kecurigaan saja.

“Perempuan tersebut saat ini dirawat anggota keluarganya,” tambah Joshi. Dewan para tetua desa yang juga disebut dengan “khap panchayat” adalah suatu lembaga yang kerap berada pada berbagai penjuru desa India, utamanya pada wilayah utara. Dewan tetua dari desa tersebut sering menjadi pengadil maupun pemberi vonis keras dan tidak berperikemanusiaan. Walau begitu, dewan tetua ini amat berkuasa pada banyak desa di India. Keberadaan dewan ini dinilai menjadi pusat kebijaksanaan pada wilayah desa tertentu serta apa yang menjadi putusannya pun dipatuhi oleh seluruh warga.

Di bulan September lalu, sejumlah 13 orang ditahan pada negara bagian Bengal Barat usai mereka secara beramai-ramai melakukan pemerkosaan pada seorang perempuan yang mana oleh dewan tetua desa dinilai “mencemarkan nama baik” dari desa. Sebagai bentuk hukuman terhadap sang wanita tersebut, sang tetua desa kemudian memerintahkan seupaya perempuan yang berusia 20 tahun tersebut diperkosa karena terkena tuduhan menjalin hubungan bersama seorang pria yang berasal dari komunitas berbeda.