Berita Internasional – Pembunuh Foley Dan Sotloff Sama?

Dari Eropa diberitakan bahwa sebuah tim penyelidik internasional dimana juga didanai oleh pemerintah Inggris sedang berupaya mengumpulkan segala bukti tentang keterlibatan milisi Negara Islam alias ISIS pada tindak kejahatan kemanusiaan pada wilayah Irak Suriah. Berdasarkan informasi yang berhasil diperoleh oleh BBC, tim ini menghabiskan tempo hingga berbulan-bulan guna menyiapkan hingga 400 dokumen berisi tuntutan kepada Abu Bakr al-Baghdadi serta bawahannya pada struktur keorganisasian ISIS. Ratusan dokumen tersebut menunjukkan bahwa mereka bertanggung jawab terhadap berbagai macam tindak kriminal semisal penculikan, pemenggalan, penyaliban, serta penyiksaan.

Sementara itu, aparat keamanan AS serta Inggris saat ini juga sedang dikerahkan demi mencari tahu terkait identitas pembunuh Steven Sotloff, jurnalis AS. Berdasar dugaan yang ada, pelaku eksekusi terhadap Sotloff merupakan orang yang sama pada sosok yang memenggal James Foley. Seperti yang dilaporkan oleh harian The Guardian. Adanya dugaan tentang pembunuh Sotloff merupakan warga Inggris yang bernama “John” ini lantaran gaya bicara serta dialek yang serupa ketika ia berbicara pada video yang menayangkan eksekusi Sotloff di Youtube itu.

“Kami tengah lakukan investigasi, memakai teknologi pengenal suara guna mengidentifikasi siapa sebenarnya ia. Saya tidak dapat menjelaskan secara lebih jauh, namun kami telah amat dekat daam pengungkapan identitasnya itu,” terang Duta Besar Inggris untuk Washington, Sir Peter Westmacott. Di sisi lain, Ban Ki-moon, Sekretaris Jenderal PBB mengatakan bahwa dunia amat marah atas kabar dipenggalnya jurnalis Steven Sotloff. Seperti dilaporkan oleh kantor berita AFP. “Kami sangat marah atas kabar yang datang dari Irak sehubungan pembunuhan brutal kepada warga sipil yang dilakukan ISIS, termasuk pula eksekusi terhadap seorang jurnalis,” tegas Ban yang sedang berkunjung pada Selandia Baru.

“Saya mengecam dengan keras segala kejahatan menjijikkan ini serta saya tak ingin masyarakat di dunia diancam oleh kejahatan semacam ini hanya dikarenakan identitas ataupun kepercayaan,” lanjut Ban. Ban juga menggambarkan situasi Irak, ISIS yang menguasai wilayah cukup luas perupakan situasi mengerikan kemudian menyerukan kepada pemimpin agama agar bersatu demi tegakkan toleransi, yang saling menghormati, serta menentang adanya kekerasan.