Berita Internasional – Netanyahu: Di Al Aqsa, Seluruh Umat Beragama Dapat Beribadah

Pada rapat kabinet mingguan, di hari Minggu (2/11/2014), Benjamin Netanyahu, PM Israel mengatakan bahwa lokasi Masjid Al Aqsa dapat terbuka untuk semua orang yang beragama apapun. Benjamin Netanyahu di hari Minggu tersebut akan mempertahankan adanya aturan beribadah yang telah semenjak lama berada pada Masjid Al Aqsa, Jerusalem, yang mengatakan bahwa semua umat Muslim bisa terus beribadah dalam masjid tersebut.

Netanyahu sempat menyerukan ketenangan serta sikap menahan diri guna menghadapi memuncaknya level ketegangan pada lokasi tersebut. Ketegangan memicu bentrok yang mana terjadi nyaris tiap hari, diantara demonstran Palestina melawan polisi Israel. Warga Yahudi sendiri menilai bahwa lokasi tersebut merupakan lokasi paling suci untuk mereka sebab masjid tersebut ada semenjak zaman dulu kala, sedangkan umat Muslim menjadikan lokasi etrsebut menjadi tempat yang tersuci ketiga, menyusul Mekkah serta Madinah yang ada di Arab Saudi.

Pada rapat mingguannya dengan jajaran kabinet, Netanyahu sempat mengatakan lokasi tersebut terbuka untuk semua orang dari agama apapun, sebuah pesan dimana menurutnya juga sudah disampaikan pada Mahmoud Abbas, Presiden Palestina. Mahmoud Abbas sendiri mengatakan bahwa seruan dari pemimpin Israel terkait status quo dari lokasi tersebut adalah “langkah ke arah tepat”.

Nasib dari masjid yang ada pada puncak bukit Jerusalem Timur tersebut menjadi bagian dalam perselisihan legendaris diantara Israel, yang telah mencaplok wilayah tersebut tahun 1967, dengan Palestina, yang menginginkan supaya lokasi tersebut dijadikan bagian ibu kota negara Palestina di masa depan. Baik Yahudi atau Muslim sama-sama diizinkan untuk berkunjung pada Masjid Al Aqsa, namun hanyalah warga Muslim yang diperbolehkan untuk beribadah di sana.

Para aktivis Yahudi kerap mendorong adanya perubahan aturan agar mereka diizinkan untuk beribadah pada lokasi tersebut. Kekerasan diantara pasukan keamanan Israel dengan warga Palestina pecah di pekan yang lalu usai polisi Israel menewaskan pelaku penembakan asal Palestina yang telah melukai rabi ultra-konservatif. Rabi tersebut sebelumnya menghadiri sebuah konferensi yang mana menjamin hak dari warga Yahudi beribadah dalam Masjid Al Aqsa.