Berita Internasional – Australia Adakan Operasi Lawan Teroris Besar-besaran

Sedikitnya ada hingga ratusan orang polisi dengan senjata lengkap melakukan penggerebekan rumah-rumah yang berlokasi di Sydney serta Brisbane ketika sebelum terbit fajar di hari Kamis (18/9/2014). Langkah ini dilakukan dalam upaya operasi melawan terorisme perdana dengan skala yang lebih besar. Ini dilakukan sebab Australia sudah menaikkan tingkatan terhadap ancaman terorisme yang setara dengan tingkat nasional yang pertama kalinya. “Sejumlah serangan terfokus terhadap beberapa rumah yang ada di pinggiran dari kota bagian barat Sydney,” ujar polisi lokal kepada pihak Reuters.

Selain pada kawasan Sydney serta Brisbane, operasi lawan teroris ini turut dilakukan pada kota Queensland. Pada pekan yang lalu, Australia juga menaikkan tingkat dari ancaman teror pada level tertinggi lantaran adanya kemungkinan dari serangan teroris yang dilakukan oleh warga negara Australia dari paham radikal Irak dan Suriah. Meski begitu, pihak pemerintah lokal masih belum merilis informasi akan adanya ancaman secara langsung dari para teroris yang didapati pada saat itu juga.

Australia yang dijadwalkan segera menjadi tuan rumah dalam pertemuan para pemimpin Summit G-20 pada wilayah Brisbane pada pertengahan November nanti merasa prihatin terkait adanya informasi yang mengatakan banyaknya warga dari Australia yang ikut bergabung bersama militan Islam. Pihak pemerintah Australia menyatakan bahwa ada sekitar 160 dari warga Australia yang tercata sudah bergabung dan bahkan ikut terlibat dalam pertempuran bersama denagn pasukan militan Islam dan tergabung pada ISIS Irak.

Dari jumlah semua itu, diketahui pula bahwa sudah terdapat 20 orang yang sudah pulang ke Australia serta ditakutkan bahwa mereka nantinya akan berubah menjadi ancaman bagi keamanan nasional. Diketahui pula bahwa Tony Abbott, Perdana Menteri Australia sedang berfokus kepada 20 warganya tersebut yang diketahui sempat bepergian menuju negara di Timur Tengah itu. Kelak pemerintah Australia segera mengutus hingga 600 personil tentaranya beserta sejumlah pesawat tempur yang diklaim sebagai bentuk dari kontribusi perang dalam melawan kelompok militan Islam ISIS yang merajalela di kawasan Irak.