Berita Internasional – AS Dipastikan Dapat Banyak Sekutu Jika Perangi ISIS

John Kerry, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan bahwa pihak Amerika pasti akan mendapat cukup banyak sekutu dalam upaya untuk melawan aksi terorisme serta kekejaman yang dilakukan oleh pasukan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Ini disampaikan setelah Obama menyatakan bahwa para tentara Amerika tak akan pernah terlibat secara langsung dalam melawan ISIS. “Kami pasti akan dapat banyak sekutu dalam aksi militer memerangi ISIS,” ujar Kerry disaksikan senat Komite Hubungan Luar Negeri, pada Rabu (17/9/2014) dan dilansir oleh CNN.

Kerry juga sempat menambahkan sejumlah negara yang tak dapat disebut namanya sudah setuju ikut berkontribusi dalam melawan ISIS. Kelak, sekutu Amerika ini tak akan lakukan serangan darat, anmun lewat jalur udara. Amerika juga sudah menyatakan tak akan kerahkan pasukannya dalam perang lawan ISIS tersebut. Pada sidang Komite Senat itu, Kerry mengingatkan tak ingin membuat perdebatan dalam membahas kebijakan Amerika serupa saat terjadinya Perang Teluk serta Perang Irak yang lalu. Keputusan Presiden ini juga telah melewati sejumlah pertimbangan matang guna tak berperang secara langsung dengan ISIS.

Obama memang bersikeras tak akan kerhakan tentaranya terlibat atau lakukan serangan di wilayah Irak lawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Hal ini dinyatakan setelah adanya usul untuk kirimkan pasukan Amerika guna jadi penasihat militer bagi militer Irak dari pimpinan militer Amerika. Di sisi lain, ISIS diduga secara sengaja berupaya menyeret pihak Barat dalam perang baru Irak, ujar seorang pakar kenamaan dunia terkait terorisme Islam.

Pada Huffington Post Inggris, sosok mantan agen khusus dari FBI, Ali Soufan, yang telah memelopori biro pemburu Osama bin Laden, menyatakan bahwa dia “skeptis” sehubungan rencana dari AS dalam menangkal ISIS. “Obama tak menyediakan strategi komprehensif, ia memberikan rencana yang mana di dalamnya ada serangkaian taktik. Kita memang kehilangan sebuah strategi dalam memerangi akar dari ekstremisme. Kita juga sudah mempunyai taktik, namun tak ada strategi dalam memerangi ideologi.”